BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paham merupakan ideology. Ideologi atau paham itu sendiri adalah sebuah sistem atau gagasan yang secara normatik memberikan persepsi, landasan, dan pedoman tingkah laku seorang atau masyarakat dalam kehidupan bermasyarat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan yang di cita-citakan. Ideologi atau paham sebagai belive system (sistem kepercayaan) mengandung unsur kepentingan, tujuan, dan cita-cita.
Di Negara-negara Eropa muncul berbagai paham-paham besar sebagai akibat dari adanya Revolusi industri dan Revolusi Perancis. Paham-paham itulah yang masuk dan berpengaruh terhadap kesadaran kebangsaan negara-negara yang ada di Afrika dan Asia termasuk Indonesia. Pada dasarnya paham-paham tersebut berusaha menentang imprealisme dan kolonialisme penjajahan.
Salah satu alasan kolonialisme dan imprealisime ditanah jajahan adalah alasan perdagangan. Disamping itu penjajah juga mengeruk kekayaan negara terjajah. Tampaknya situasi kolonial sebagai akar dari segala keterbelakangan diterima dan tidak dipersoalkan, meskipun ketimpangan sosial mengundang kecaman umum yang keras aksi ataupun protes. Setelah sekian lama bahkan berabad-abad bangsa Indonesia dimanfaatkan oleh Belanda baik secara moril maupun materil. Terjadi berbagai penindasan yang sangat merugikan rakyat Indonesia. Hal tersebutlah yang menyebabkan bangsa Indonesia mulai memberontak. Munculah kesadaran kebangsaan untuk melawan penjajahan.
Beberapa paham besar yang berkembang di Eropa yang menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia. Paham-paham ini adalah Nasionalisme, Liberalisme, dan Sosialisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Lahirnya dan Perkembangan Paham-Paham Besar
Di Eropa muncul paham-paham baru sebagai akibat dari terjadinya Revolusi Industri dan Revolusi Prancis. Paham-paham itu, antara lain nasioanalisme, liberalisme, sosialisme. Paham atau sama dengan ideologi. Ideologi atau paham itu sendiri adalah sebuah sistem atau gagasan yang secara normatik memberikan persepsi, landasan, dan pedoman tingkah laku seorang atau masyarakat dalam kehidupan bermasyarat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan yang di cita-citakan. Ideologi atau paham sebagai belive system (sistem kepercayaan) mengandung unsur kepentingan, tujuan, dan cita-cita.
Urayan tentang muncul dan berkembangnya paham-paham di Eropa diantaranya sebagai berikut :
1. Paham Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nasional atau nation (bahasa Inggris) atau natie (bahasa Belanda) yang artinya bangsa. Nasional artinya kebangsaan. Bangsa adalah sekelompok manusia yang diam di wilayah tertentu dan memiliki hasrat serta kemauan untuk bersatu, karena adanya persamaan nasib, cita-cita dan tujuan.
Nasionalisme dapat diartikan semangat kebangsaan, yaitu semangat cinta kepada bangsa dan negara. Suatu paham yang menyadarkan harga diri suatu kelompok masyarakat sebagai suatu bangsa.
Sebab lahirnya nasionalisme adalah penaklukan negara bangsa lain oleh negara tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan bagi masyarakat negara bangsa yang ditaklukan. Oleh sebab itu, nasionalisme sering diasosiasikan sebagai ekspansinisme, imperialisme, dan peperangan.
Timbulnya nasionalisme karena kombinasi dua factor yaitu factor subjektif dan objektif. Faktor subjektif berupa kemauan, sentiment, aspirasi, dll
Semangat kebangsaan yang merupakan“psychological state of mind” harus selalu dibangkitkan dan dihidupkan. Karena itulah Nasionalisme Indonesia, seperti nasionalisme Negara-negara Asia Tenggara lainnya mempunyai basis historis pada kolonialisme dengan politiknya dan nasionalisme merupakan collective conscience untuk menghadapi kondisi sosio-politik yang buruk, yaitu dengan jalan mengdakan reaksi sesuai dengan kedudukan kelompok itu.
2. Paham Liberalisme
Liberalisme adalah suatu faham yang mengutamakan kemerdekaan individu sebagai pangkal dan pokok dari kebaikan hidup. Menurut paham ini paham ini masyarakat harus mengutamakan individu, karena masyarakat terdiri atas individu dan terbentuk sebagai akibat adanya individu. Oleh karena itu yang terpenting adalah hidup ini individu.
Mula-mula paham ini berkembang di Eropa dengan kaum borjuis atau warga kota sebagai pendukungnya. Mereka berasal dari berbagai daerah atau bangsa, karena itu tidak memiliki ikatan kekeluargaan dan adat kebiasaan. Kehidupan masyarakat kota yang bebas dank eras makin mendorong mereka hanya memikirkan keperluan sendiri dan bersaing satu sama lain. Peranan kaum borjuis ini semakin penting setelah dan perdagangan menjadi mata pencaharian yang penting.
Pada hakekatnya paham liberal timbul sebagai reaksi terhadap penindasan yang dilakukan oleh kaum bangsawan dan kaum agama di zaman absolute monarki, dimana setiap orang harus tunduk kepada kekuasaan bangsawan dan agama. Dengan adanya kekangan tersebut orang-orang ingin melepaskan diri dan memperjuangkan kemerdekaan individu. Usaha untuk memperjuangkan kebebasan ini terjadi di beberapa Negara.
Perjuangan paham liberal terutama dalam bidang politik meletus pula dalam peristiwa besar yang kita kenal dngan istilah Revolsi Perancis. Peristiwa ini merupakan bukti kemenangan kaum liberal dalam memperjuangkan kebebasannya. Hal ini disamping Nampak dalam semboyan, yaitu “Liberte, Egalite, Fraternite”, juga Nampak dalam pernyataan hak-hak manusia yang diumumkan pada tanggal 27 Agustus 1789 dengan nama “Declaration des droits de I’ home et du citoyen” (pernyataan hak-hak manusia dan warga negara).
3. Paham Sosialisme
Sosialisme sebagai suatu paham (gerakan) yang menghendaki suatu masyarakat disusun secara kolektif dengan tujuan mencapai masyarakat yang bahagia. Jadi paham ini titik beratnya pada masyarakat, bukan pada individu.
Tokoh pemikir sosialisme adalah Robert Owen, seorang pengusaha Inggris yang menulis buku A New of Society an Essay on the Formation of Human Character. Ia adalah orang yang pertama menggunakan istilah sosialisme.
Seorang yang dikenal sebagai Bapak Sosialisme adalah Karl Marx dalam tulisannya Das Kapital yang mengatakan bahwa sejarah masyarakat merupakan perjuangan-perjuangan kelas, semboyan mereka "bersatulah kaum proletar sedunia." Titik berat dari paham ini adalah pada masyarakat bukan individu, dan dalam hal ini sosialisme merupakan lawan dari liberalisme.
Pada awalnya sosialisme muncul sebagai reaksi atas liberalisme abad ke-19. Pendukung liberalisme adalah kelas menengah (middle class), yang oleh Karl Marx disebut kaum “borjuis”. Kelas menengah ini adalah memiliki industri, perdagangan dan memiliki pengaruh dalam masyarakat dan pemerintah. Ketertindasan kaum buruh oleh para pemilik modal (kapital) menimbulkan reaksi golongan kelas menengah, yang sampai sekarang dikenal dengan istilah gerakan sosialisme. Tujuannya menghilangkan pertentangan antar kelas, kelas buruh dan pemodal.
Ajaran Karl Marx yang kemudian dikenal dengan Marxisme atau Komunisme. Sosialisme merupakan tahap awal dari komunisme, suatu tahap pada masa yang akan datang atau kemudian menjadi komunisme penuh (full communism). Komunisme inilah yang bertumpu pada ajaran Marxisme.
4. DEMOKRASI
Demokrasi sendiri sebenarnya adalah kelanjutan atau perkembangan dari sistem liberalisme di bidang politik. Asas yang dianut sebenarnya adlah sama sama asas kebebasan yang menjaga hak setiap individu dalam dunia politik. Akan tetapi dalam sistem Demokrasi ini faham kebebasan itu dikembangkan dan dibentuk lebih rinci dengan membuat sistem yang bertujuan untuk menjaga hak stiap masyarakat baik golongan atas, menengah, maupun bawah sehingga hak masing masing individu menjadi setara terutama dalam urusan politik tapi tidak menutup kemungkinan juga dalam bidang bidang yang lain.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Bentuk negara demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal berpandangan a tree partite classification of state yang membedakan bentuk negara atas tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara kalsik-tradisional. Para penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino. Bentuk negara demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal berpandangan a tree partite classification of state yang membedakan bentuk negara atas tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara kalsik-tradisional. Para penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino.
5. PAN ISLAMISME
Pan Islamisme adalah suatu paham yang bertujuan untuk mempersatukan seluruh umat Islam di dunia. Gerakan ini muncul awalnya di Mesir yang dimotori oleh Syekh Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afgani (1839-1897). Syek M. Abduh menghendaki perubahan mental secara berangsur-angsur, seperti pendidikan.
Perkembangan Pan Islamisme erat kaitannya dengan keadaan yang terjadi pada awal abad ke-20 akibat kemunduran dunia Islam. Sementara itu dunia Barat mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menguasai negara-negara Islam. Bangsa-bangsa Barat terutama Inggris, Perancis, dan Amerika selalu mencampuri urusan dalam negeri negara-negara Islam.
Pengaruh Pan Islamisme ini kemudian meluas ke seluruh negara Islam di dunia. Terbentuknya Liga Dunia Islam (Muslim Word League atau Rabitah al-Alam al-Islam) pada 1962 merupakan bentuk nyata dari gerakan Pan Islamisme. Tokoh yang berperan menyebarkan Pan Islamisme ke Indonesia antara lain Syeikh Taher Jalaluddin, 3 Kaum muda di Sumatera, Syeikh Ahmad Soorkati, K.H.A Dahlan, Ahmad Hasan. Gerakan tersebut membangkitkan pergerakan nasional Indonesia, terutama organisasi Al-Jam’iyat Al-Khairiyah (1906), Sarekat Islam (1911), Muhammadiyah (1912).
2.2 Latar Belakang Paham - Paham Besar di Eropa Masuk ke Indonesia
Hal yang melatar belakangi paham-paham Eropa dapat masuk di Indonesia adalah yaitu:
1. Peranan Pendidikan
Latar belakang masuknya paham-paham besar dari Eropa ke Indonesia yaitu adanya Perkembangan Pendidikan di Indonesia. Dimana perkembangan pendidikan membawa penduduk pribumi Indonesia dapat perluasan pengatahuan tentang dunia luar yang belum mereka ketahui sebelumnya.
2. Peranan Pers Indonesia
Pada abad ke-19, pers masuk ke wilayah Indonesia dan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kota-kota di Indonesia. Wujud perkembangan pers itu dalam bentuk surat kabar ataupun majalah. Munculnya surat kabar dimodali oleh orang-orang Cina dengan menggunakan bahasa Melayu. Derngan demikian, surat kabar yang diterbitkan secara tidak langsung ikut serta di dalam mempopulerkan penggunaan bahasa Melayu. Surat kabar juga memuat isu-isu politik yang sedang berkembang, sehingga secara tidak langsung telah banyak memberikan pendidikan politik pada masyarakat Indonesia. Surat kabar berbahasa Melayu berkembang sejak awal abad ke-20.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di Negara-negara Eropa muncul berbagai paham-paham besar sebagai akibat dari adanya Revolusi industri dan Revolusi Perancis. Paham-paham itulah yang masuk dan berpengaruh terhadap kesadaran kebangsaan negara-negara yang ada di Afrika dan Asia termasuk Indonesia. Pada dasarnya paham-paham tersebut berusaha menentang imprealisme dan kolonialisme penjajahan.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua yang membutuhkan. Dan kedepannya akan ada lagi yang akan membuat makalah tentang perkembangan paham-paham besar dengan lebih lengkap lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar