"WELCOME TO MY BLOG * DZIA UNTAIAN CINTA *"

Senin, 09 Mei 2016

makalah 5 : perkembangan paham-paham besar



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu alasan kolonialisme dan imprealisime ditanah jajahan adalah alasan perdagangan. Disamping itu penjajah juga mengeruk kekayaan negara terjajah. Tampaknya situasi kolonial sebagai akar dari segala keterbelakangan diterima dan tidak dipersoalkan, meskipun ketimpangan sosial mengundang kecaman umum yang keras aksi ataupun protes. Setelah sekian lama bahkan berabad-abad bangsa Indonesia dimanfaatkan oleh Belanda baik secara moril maupun materil. Terjadi berbagai penindasan yang sangat merugikan rakyat Indonesia. Hal tersebutlah yang menyebabkan bangsa Indonesia mulai memberontak. Munculah kesadaran kebangsaan untuk melawan penjajahan. Beberapa paham besar yang berkembang di Eropa yang menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia. 

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kemunculan Nasionalisme di Indonesia?

2. Bagaimana perwujudan paham dalam arti Liberalisme?

3. Bagaimana Sejarah Munculnya Pan Islamisme ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelsakan tentang nasionalisme.

2. Menjelsakan perwujudan paham liberalisme

3. Menjelaskan sejarah munculnya pan islamisme





BAB II

PEMBAHASAN



2.1 PAHAM-PAHAM BESAR

Berikut beberapa paham-paham besar didunia :

1. NASIONALISME 

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan berkekuatan rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, luntur dan sirnalah kekuatan nasionalisme ini.



2. LIBERALISME

Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan. Disebut liberal karena secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), dalam hal ini liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.

liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.

liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Kemudian Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas. Pandangan demokrasi yang menjadi landasan suatu sistem yang unggul antara lain :

1. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.

2. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan diri sendiri.

3. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.

4. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia

5. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun.



3. SOSIALISME

Sosialisme muncul sebagai reaksi dari paham liberalisme ekonomi dan kapitalisme modern yang muncul akibat Revolusi Industri. Hal ini dikarenakan Revolusi industri telah menciptakan ketimpangan kemakmuran antara golongan borjuis (majikan) dan proletas (buruh). Kaum borjuis berhasil mendapatkan keuntungan yang sangat besar sehingga berada pada taraf kemakmuran yang tinggi. Kaum buruh hidup menderita dan miskin sehingga dengan kemiskinan meningkatkan angka kriminalitas. Sehingga muncul gerakan untuk memperbaiki nasib kaum buruh yang dikenal dengan revolusi sosial.

Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap. 

Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.

Sosialisme muncul sebagai paham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Di antara tokoh-tokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut antara lain: St. Simon (1769-1873), Fourisee (1770-1837) , Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane (1813-1882). Setelah itu baru muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain sebagainya. St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state capitalism).



Ajaran tentang Ideologi Sosialisme:

1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.

2. Permasalahan seyogyanya di selesaikan dengan cara demokratis.



3. DEMOKRASI

Demokrasi sendiri sebenarnya adalah kelanjutan atau perkembangan dari sistem liberalisme di bidang politik. Asas yang dianut sebenarnya adlah sama sama asas kebebasan yang menjaga hak setiap individu dalam dunia politik. Akan tetapi dalam sistem Demokrasi ini faham kebebasan itu dikembangkan dan dibentuk lebih rinci dengan membuat sistem yang bertujuan untuk menjaga hak stiap masyarakat baik golongan atas, menengah, maupun bawah sehingga hak masing masing individu menjadi setara terutama dalam urusan politik tapi tidak menutup kemungkinan juga dalam bidang bidang yang lain.

Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.

Bentuk negara demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal berpandangan a tree partite classification of state yang membedakan bentuk negara atas tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara kalsik-tradisional. Para penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino. Bentuk negara demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal berpandangan a tree partite classification of state yang membedakan bentuk negara atas tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara kalsik-tradisional. Para penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino.



4. PAN ISLAMISME

Pan-Islamisme adalah paham yang bertujuan untuk menyalurkan umat Islam sedunia. Paham ini dari gagasan Jamaluddin Al-Afghani (1839 - 1892). Ide tersebut secara samar-samar pernah dicanangkan oleh At-Tahtawi (1801 - 1873), seorang tokoh pembaharu Islam di Mesir. At-Tahtawi sudah menyebutkan dua ide, yaitu Islam dan patriotisme tidak bertentangan. Dua ide tersebut kemudian menjelma menjadi dua bentuk persaudaraan (ukhuwah wathaniah).

Paham akan perlunya penyatuan dunia Islam, yang menjadi inti dari Pan-Islamisme menjadi lebih tegas pada pemikiran Jamaluddin Al-Afghani. Ide Pan-Islamisme erat kaitannya dengan kondisi abad ke-19. Pada abad itu terjadi kemunduran di negara-negara Islam. Sebaliknya di negara-negara Barat terjadi kemajuan yang disertai dengan penjajahan negara-negara Islam. Jamaluddin melihat negeri-negeri Islam itu, terutama penguasanya, tidak menyadari bahaya campur tangan bangsa asing tersebut. Campur tangan Inggris pertama kali ia saksikan dan dirasakan di negerinya sendiri. Afghanistan kemudian ia menyaksikan campur tangan bangsa Eropa, Mesir, dan Iran. Hal ini semakin menambah keyakinannya bahwa dunia Islam sedang menjadi permainan politik hingga Barat. Kondisi dunia Islam yang demikian itu kemudian melahirkan obsesi yang kuat dalam dirinya untuk menggalang dan mewujudkan upaya penyatuan dunia Islam, yang disebut Pan-Islamisme.

Pan-Islamisme sebagai ide telah memperoleh dukungan dan hampir semua memimpin Islam dan tokoh-tokoh intelektual sepanjang abad ke 19-20. Pan-Islamisme juga telah memberi inspirasi bagi lahirnya banyak negeri Islam dan gerakan-gerakan Nasionalisme (kebangsaan).

Syek M. Abduh menghendaki perubahan mental secara berangsur-angsur, seperti pendidikan. Tokoh-tokoh yang berperan dalam penyebaran Pan Islamisme di Indonesia antara lain Syeikh Taher Jalaluddin, 3 Kaum muda di Sumatera, Syeikh Ahmad Soorkati, K.H.A Dahlan, Ahmad Hasan. Gerakan tersebut membangkitkan pergerakan nasional Indonesia, terutama organisasi Al-Jam’iyat Al-Khairiyah (1906), Sarekat Islam (1911), Muhammadiyah (1912).

Menurut Setiawan (1990: 82), Pan Islamisme dalam pengertian yang luas adalah kesadaran kesatuan umat Islam yang diikat oleh kesamaan agama yang membentuk solidaritas sedunia. Sedangkan dalam pengertian khusus adalah gerakan mempersatukan umat Islam. Gerakan ini secara samar-samar pernah diutarakan oleh Al-Thah-Thawi dengan memakai istilah persaudaraan seagama, dan kemudian ditegaskan oleh Sayid Jamaluddin Al-Afgani dan Syekh Muhammad Abduh.

2.2 Latar Belakang Paham - Paham Besar di Eropa Masuk ke Indonesia

Hal yang melatar belakangi paham-paham Eropa dapat masuk di Indonesia adalah yaitu:

1. Peranan Pendidikan

Latar belakang masuknya paham-paham besar dari Eropa ke Indonesia yaitu adanya Perkembangan Pendidikan di Indonesia. Dimana perkembangan pendidikan membawa penduduk pribumi Indonesia dapat perluasan pengatahuan tentang dunia luar yang belum mereka ketahui sebelumnya.



2. Peranan Pers Indonesia

Pada abad ke-19, pers masuk ke wilayah Indonesia dan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kota-kota di Indonesia. Wujud perkembangan pers itu dalam bentuk surat kabar ataupun majalah. Munculnya surat kabar dimodali oleh orang-orang Cina dengan menggunakan bahasa Melayu. Derngan demikian, surat kabar yang diterbitkan secara tidak langsung ikut serta di dalam mempopulerkan penggunaan bahasa Melayu. Surat kabar juga memuat isu-isu politik yang sedang berkembang, sehingga secara tidak langsung telah banyak memberikan pendidikan politik pada masyarakat Indonesia. Surat kabar berbahasa Melayu berkembang sejak awal abad ke-20.





BAB III

PENUTUP



3.1 kesimpulan

Munculnya kesadaran kebangsaan di kawasan Asia dan Afrika pada masa lalu tidak terlepas dari pengaruh paham baru yang lahir, yakni liberalisme, sosialisme, demokrasi, nasionalisme, dan pan-Islamisme. Faham-faham tersebut mendorong rakyat Asia-Afrika untuk membangun diri dalam kesadaran berbangsa dan bernegara dengan mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan



3.2 saran

Dilihat dari penjelasan tentang paham-paham besar , ternyata lahir dan berkembang paham-paham besartersebut sangat berpengaruh terhadap dunia. Dan semoga kita mampu mejaga semua yang telah diperjuangkan oleh para pejuang terdahulu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tentang dzia untaian cinta