"WELCOME TO MY BLOG * DZIA UNTAIAN CINTA *"

Senin, 28 Maret 2016

MANFAAT MANDI SEBELUM SOLAT SUBUH

Seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw., setiap bangun subuh kita selalu (seharusnya) mandi pada saat sebelum waktu subuh tiba, karna hal akan membuat badan kita lebih sehat dan awet muda.

Kandungan O3 yang terkandung di dalam air di subuh hari adalah lebih besar, dan O3 ini mengandung khasiat yang menakjubkan bagi tubuh bila digunakan untuk keperluan mandi pagi yaitu pada saat fajar.
Air dingin pada waktu sebelum subuh atau waktu sepertiga malam memiliki partikel ALPHA yang sangat besar.Partikel Alpha ini memiliki energi yang kuat sekali.Hal ini pula yang menjadikan tubuh lebih bugar ketimbang mandi pagi pada umumnya.

Ada 7 manfaat mandi pagi dengan air dingin:
1. Mandi pagi mampu melancarkan peredaran darah.
2. Mandi dengan air dingin akan meningkatkan sel darah putih
3. Mandi dengan air dingin bias menurunkan resiko darah tinggi.
4. Mandi dengan air dingin dapat meningkatkan kesuburan
5. Mandi pagi memperbaiki kesehatan jaringan tubuh
6.Mandi pagi dengan air dingin dapat membuat rambut lebihsehat
7.Mandi air dingin berkhasiat meredakan depresi

Kebiasaan mandi di saat fajar memiliki pengaruh besar pula bagi kesehatan jaringan tubuh manusia .Jaringan kulit akan semakin baik, kulit tidak kering namun kulit akan menjadi lebih kenyal. Mandi saat fajar juga berpengaruh pada kejiwaan, kebiasaan mandi seperti ini memiliki efek relaksasi pada tubuh.Tubuh akan menjadi lebih rileks dan pikiran pun menjadi tenang.

COMBUSTIO ( LUKA BAKAR )



LAPORAN PENDAHULUAN

COMBUSTIO ( LUKA BAKAR )

1. Pengertian 

Luka bakar adalah kerusakan / kehilangan jaringan yang disebabkan oleh energi panas atau bahan kimia, benda-benda fisik yang menghasilkan efek baik memanaskan atau mendinginkan.

2. Etiologi 

Penyebabnya, yaitu

a. Panas ( mis : Api, air panas, uap panas )

b. Radiasi

c. Listrik

d. Petir

e. bahan kimia

f. Ledakan kompor, udara panas

g. Ledakan bom

h. Sinar matahari

i. Suhu yang sangat rendah



3. Patofisiologi

Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sihingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemik dan homekonsentrasi. Menifestasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini adalah :

1. Respon kardiovaskuler

Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang di signifikan pada volume darah terlihat dengan jelas.

2. Respon renalis

Ginjal berfungsi untuk menyaring darah, jadi dengan menurunnya volume intetravaskular maka aliran darah ke ginjal akan menurun mengakibtkan keluaran urine menurun dan bisa berakibat gagal ginjal.

3. Respon gastro intestinal

Ada 2 komplikasi

Yaitu : 1. Lleus peristaltik

2. ulkus curling

4. respon Imunologi

pertahanan tubuh sangat berubah akibat luka bakar

5. respon pulmoner

pada lika bakar yang berat, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat akibat dari keadaan hipermetabolisme dan respon lokal.



4. Gejala Klinis

1. Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian sermis, berupa reaksi infiamasi yang disertai proses ekudasi.

2. Di jumpai bullae

3. Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi

4. Dasar luka berwarna merah (pucat) sering terletak lebih tinggi di atas kulit normal

5. Komplikasi

1. Gagal ginjal akut

2. Gagas respirasi akut

3. Syok slikulasi

4. Lleus peristaltik

5. Ulkus curling



6. Penatalaksanaan

Secara sistematik dapat di lakukan 6 c, yaitu :

1. Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas/terbakar

2. Cooling : dinginkan daerah yang terkena luka bakar

3. Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi 

sakit

4. Chemopropylaxis : pemberian anti tetanus

5. Covering : penutupan luka bakar dengan kassa

6. Comforting : dapat dilakukan dengan pemberian pengurang rasa nyeri, 

Yaitu : - Paracetamol

- Morphine

7. Prognosis

Prognosis lebih dari pada anak dengan usia di atas lima tahun, dan pada orang dewasa dengan usia kurang dari 40 tahun. Berat ringan luka bakar tergantung pada kedalaman luka bakar, luas, usia, lokasi, agent, riwayat, penyakit dan trauma.








SOP

PEMASANGAN OKSIGEN

1. Pengertian

Pemasangan oksigen adalah alat sederhana yang dimasukkan kedalam lubang hidung untuk memberikan 02 dan yang memungkinkan klien untuk bernafas melalui mulut dan hidung.

2. Tujuan 

1. Mengatasi hipoksemia / hipoksia

2. Untuk mempertahankan metabolisme

3. Sebagai tindakan pengobatan

3. Inditasi

1. Penderita dengan kelumpuhan otot pernafasan

2. Penderita dengan trauma paru

3. Hipoksemia / hipoksia

4. Persiapan pasien

Beri penjelasan tentang tindakan yang akan diberikan

5. Persiapan alat

1. Tabung oksigen lengkap dengan flwmeter dan humidifier

2. Nasal kateter, kanula atau masker

3. Pelumas ( jelly )

6. Prosedur kerja

1. Cuci tangan, jelaskan prosedur yang akan dilakukan

2. Cek flowmeter dan oksigen

3. Hidupkan tabung oksigen

4. Atur posisi pasien semifowler atau sesuai dengan kondisi pasien

5. Berikan oksigen melalui kanula atau masker

6. Apabila menggunakan kateter ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu beri lubrikan dan masukkan

7. Catat pemberian dan lakukan observasi

8. Cuci tangan



1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M.M

Umur : 15 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Pante Raja

Suku : ACEH

Agama : Islam

Pekerjaan : Siswa kelas 3 SMP

Pendidikan : SMP

Tanggal masuk : 07-07-2014

Tanggal Pengkajian : 08-07-2014

Diagnosa Medik : Combustio 2,30 %

No.CM : 096485

2. RIWAYAT PENYAKIT



a. Keluhan utama

Os datang dengan keluhan luka bakar

Dibagian tangan, perut + badan

b. Riwayat enyakit sekarang

Os mengatakan bahwa luka yang terkena

Bakar terasa seperti di tusuk-tusuk jarum

c. Riwayat penyakit yang lalu

Os mengatakna tidak pernah sebelumnya

Tidak pernah mengalami perawatan di rumah sakit

d. Riwayat penyakit keluarga

Os mengatakan keluarganya tidak pernah

Mengalami penyakit yang sama.

3. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI



a. Pola Makan / Minum

Sebelum sakit : os mengatakan pola makannya teratur yaitu sehari tiga 

kali nafsu makannya ( + )

Selama Sakit : os mengatakan pola makanya teratur Nafsu makannya 

(-) dan hanya bisa mengabiskan 3 sendok sekali Makan

b. Pola istirahat / tidur : os mengatakan dapat tidur 6 -7 jam perhari

Sebelum sakit : os mengatakan tidak dapat tidur karena keadaannya 

yang kurang Baik

Selama sakit : os mengatakan tidak dapat tidur karena keadaanya 

yang kurang baik

c. Pola eliminasi 

Sebelum sakit : os mengatakan BABnya lancar yaitu dengan 

frekuensinya satu kali Dalam sehari

Selama sakit : os mengatakan belum pernah BAB yang ada hanya 

BAK

d. Pola Aktivitas 

Sebelum sakit : os mengatakan dapat melakukan aktivitasnya sehari-

hari yaitu Sebagai nelayan

Selama Sakit : os mengatakan hanya bisa berbaring di tempat tidur 

karena pasien Dalam keadaan luka.



4. DATA PSIKOLOGI

Os mengatakan bisa menerima keadaanya karena melupakan kecerobohannya dalam bekerja dan Os mengatakan merasa cemas dengan keadaan yang sekarang.

5. DATA SOCIAL

Os mengatakan selalu bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar, namun selama sakit merasa dirinya pendiam karena keadaanya yang kesakitan

6. DATA SPIRITUAL

Sebelum sakit : Os mengatakan selalu dapat melakukan ibadah shalat lima waktu

Selama Sakit : Os mengatakan hanya bisa berdoa dan berzikir karena keadaaanya 

yang Luka.

7. PATOFISIOLOGI DIAGNOSA MEDIK

Combustio ( luka bakar ) mengakibtkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga air, lorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolomia dan homekonsentrasi.

8. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : tampak kesakitan

Tingkat kesadaran : compos menthis

Tinggi badan : 165

Berat badan : 72

Denyut nadi : 80 x / menit

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Pernafasan : 23 x/menit

Temperatur : 36 oC

1. Kepala 

- Inspeksi : warna hitam, distribusinya merata, bentuknya simetris

- Palpasi : tidak ada bagian

2. Mata

- Inspeksi : konjungrivanya nampak anemis

Skleranya pucat

3. Mulut

- Inspeksi : bau mulut (+), mukosa mulut kering, giginya lengkap 32 gusinya (+)

4. Leher

- Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar gesah bening, kaki kuduk (-)

- Palpasi : tidak ada nyeri yekan pada tyroid

5. Dada

- Inspeksi : tidak ada pembengkakan

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada

- Aukultasi : (+) bunyi pernapasan

6. Perut 

- Inspeksi : adanya pembengkakan, luka

- Palpasi : (+) nyeri tekan

- Aukultasi : (+) bising uus

7. Exstremitas atas dan bawah

- Inspeksi : tangannya ada luka (+) menggenggam dan meluruskan siku dan lutut

- Palpasi : (+) nyeri tekan

Bawah

- Inspeksi : (-) pembengkakan

(+) reflek patella

(+) menggenggam dan meluruskan siku dan lutut

8. Kulit (integument)

- Inspeksi : (+) lesi

(+) pembengkakan

(+) warnanya putih pucat

- Palpasi : turgor kulitnya jelek

(+) nyeri tekan

9. THERAPI

IVFD RI 8 jam 1 : 3200cc

Injeksi ceftiatin 2x1 gram > 13.40

Injeksi ketorolax Ampul / 8jam

Injeksi Ranitidin ampul / 13.00



ANALISA DATA


NO 

DATA 

ETIOLOGI 

MASALAH 



Ds : Ps mengeluh nyeri dan panas pada area luka bakar 



Do : Ps mengalami luka bakar derajat 2,30% luka masih basah, ps meringgis kesakitan skala nyeri 7-8 N : 80 x/menit 



Cedera luka bakar 

Nyeri 



Ds : Ps mengeluh luka bakar terasa nyeri dan panas 



Do : Area luka masih basah 

Kehilangan integritas kulit yang di sebabkan oleh luka bakar 

Resiko Infeksi 







CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn. HB Ruang rawat Inap : Bedah

Umur : 40 Tahun Diagnosa Medis : combustio

Jenis kelamin : Laki-laki No. RM : 052876



NO 

TANGGAL 

DR 

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) 



5/06-2013 

Nyeri bhd luka bakar 

S : pasien mengatakan rasa nyeri dan perih pada luka bakar terutama daerah perut belum berkurang nyeri masih di rasakan pada daerah lengan 



O : skala nyeri 5-6 pasien tidak meringgis kesakitan lagi saat di obati 



A : Masalah belum teratasi 

P : Intervensi di lanjutkan 




6/06-13 

Resiko infeksi bhd kehilangan integeritas kulit yang disebabkan oleh luka bakar 

S : Pasien mengatakan rasa nyeri dan luka sudah berkurang 



O : Area luka bakar belum kering masih basah pada area perut 



A : Masalah belum teratasi 



P : Intervensi di lanjutkan 



DIAGNOSA KEPERAWATAN

· Berdasarkan data-data hasil pengkajian, diagnosa keperawatan yang biasanya muncul pada klien luka bakar diantaranya adalah : 

· Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi tracheobronchiale, trauma inhalasi. 

· Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan 

· Aktual/resiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik, katabolisme protein. 

· Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan dan tahanan. 

· Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit karena luka bakar. 

· Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh primer, kerusakan jaringan. 

· Aktual/Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penguapan cairan tubuh yang berlebihan. 

· Gangguan konsep diri : Body image berhubungan dengan kejadian traumatic, kecacatan. 






DAFTAR PUSTAKA

· Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Volume I. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.

· Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Edisi 3. Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.

· Brunner and suddart. (1997). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.



SISTEM PENCERNAAN

KATA PENGANTAR



Puji sukur kami hanturkan kehadirat Allah SWT, yang selalu senantiasa memberikan rahmat beserta inayahNya kepada kita semua.sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Sistem Pencernaan” dengan tepat pada waktu meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan maupun dalam Isi yang terkandung didalamnya dan masih banyak lagi yang lain.

Tidak lupa kami ucapkan shalawat beserta salam kami sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW nabi yang membawa rahmatul lillalamin bagi seluruh umatnya didunia. Dimana kelak nanti di hari kiamat nanti kita semua mendapatkan pertolonganya serta inayahnya. amin.

Semoga dengan tersusunya makalah ini dapat menambah ilmu serta wawasan kita khususnya dalam hal hukum, dan juga kami mengharapkan semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua, penulis mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan beserta kesalahan dalam bentuk teknis, maka dari itu kami minta kritikan serta ssaran yang sifatnya membangun.





BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang



Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.

Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu harus di ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat kalian mengunyah makanan seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses pencernaan mekanik (fisik) sedang berlangsung. Dan, proses pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti, proses pencernaan kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan yang kita makan. Alat pencernaan makanan dapat di bedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.



B. Tujuan



Tujuan penyusunan makalah ini untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang sistem pencernaan manusia.



C. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini penyusun merumuskan beberapa masalah yaitu :

1. Apakah pengertian dari sistem pencernaan ?

2. Apa saja organ-organ sistem pencernaan manusia ?

3. Bagaimana proses pencernaan makanan di dalam tubuh ?




BAB II

TINJAUAN TEORITIK



A. Pengertian Sistem pencernaan

Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan, merubahnya menjadi energy dan menegeluarkan sisa proses tersebut . Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus. Dalam pelaksanaan proses pencernaan makanan organ pencernaan dibantu oleh enzim dan hormone yang prosesnya berbeda tiap organ dan mempunyai fungsi masing-masing.

Berdasarkan prosesnya pencernaan makanan pada manusia terdiri dari proses pencernaaan mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung dan proses pencernaan kimiawi yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil. Setiap organ dalam system pencernaan manusia memiliki peranan penting dengan fungsi yang berbeda-beda, misalnya mulut sebagai pintu masuk makanan dimana makanan akan dikunyah secara mekanik oleh gigi dengan unsure kimiawi yang dimiliki oleh ludah yang mengandung enzim amylase ( Ptyalin ) akan mempermudah proses system pencernaan manusia dengan menghancurkan makanan menjadi serpihan yang lebih kecil , pada tahap berikutnya menuju lambung disini makanan akan dipecah kembali dan diproses menjadi zat-zat gizi yang selanjutnya diserap oleh tubuh melalui usus dan sirkulasi darah.

Dalam system pencernaan manusia makanan yang dikonsumsi tak sepenuhnya menjadi zat-zat gizi yang dapat diserap , sisa – sisa makanan yang tidak diserap dan tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui anus sebagai proses metabolisme tubuh. Sistem pencernaan yang baik sangat berpengaruh pertumbuhan dan perkembangan manusia karena system pencernaan merupakan sisem dasar sebeum system-sistem tubuh yang lain bekerja, karena sumber energy yang didapat dari rgan lain bergantung dari system pencernaan dalam memprosesnya.



B. Organ Sistem Pencernaan pada Manusia



1. MULUT ( ORIS )

Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi, dan bagian rongga mulut atau bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu: bibir,gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami pencerrnaan secara mekanik dan kimiawi.



a. Bibir

Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot orbikulanis oris menutupi bibir. Levator anguli oris méngangkat dan depresor anguli oris menekan ujung mulut.



b. Pipi



Dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila, otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator.



c. Gigi

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk mengunyah.

Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin. Sum-sum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluh_pembuluh darah. Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi pertama yang tumbuh disebut gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6 tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham.



d. Lidah

Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan keseluruh arah.

Lidah dibagi atas 3 bagian yaitu :

Radiks lingua : Pangkal lidah.

Dorsum lingua : Punggung lidah.

Apeks lingua : Ujung lidah.



Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan nafas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan nafas. Punggung lidah (dorsum lingua) terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.

Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira-kira ditengah-tengah jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir.

Flika sublingual terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua di sini terdapat pula lipatan selaput lendir.

Pada pertengahan flika sub lingua ini terdapat saluran dan glaudula parotis, sub maksilaris dan glandula sub lingualis.

Otot lidah merupakan Otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah (M. Mandibularis, os Hioid dan prosesus steloid) menyebar ke dalam lidah membentuk anyaman bengabung dengan otot intrinsik yang terdapat pada lidah. M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua.

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat pengecag bp yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.



e. Kelenjar ludah

Kelenjar ludah merupakan; Kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ludah ini ada 2 yakni:

- Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris), yang terdapat di bawah tulang rahang atas pada bagian tengah.

- Kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang tendapat di sebeiah depan di bawah lidah.

Di bawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah di antara lipatan bawah lidah bagian bawah dari lidah disebut korunkula sub lingualis serta hasil sekresinya berupa kelenjar ludah (saliva).

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). 



Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:

- Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga

- Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah

- Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.



Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana ( maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin beketja dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.

Proses penelanan makanan contohnya lidah terangkat sehingga menelan makanan yang telah kita kunyah kelangit-langit lunak ( tekak ). Langit-langit lunak terangkat, menutup rongga hidung, sedangkan lidah tetap menekan langit-langit dan menutup rongga mulut. Epiglotes terangkat menutup lubang ke arah saluran pernapasan.



Gambar. Bagian Mulut dan Kelenjar Mulut

2. FARING

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (osofagus) di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana.

Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari; Bagian superior = bagian yang sama tinggi dengan hidung, Bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior bagian yang sama tinggi dengan faring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah bagian superior disebut faring, yaitu pangkal lidah yang menghubungkan tekak dengan tcnggorokkan (trakea).

Menelan (Deglutisio) disaat Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan nafas dan di depan dari ruas tulang belakang. Makanan melewati epiglotis lateral melalui ressus piriformis masuk keosofagus tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah kontraksi secara bersamaan.


3. ESOFAGUS ( KERONGKONGAN )

Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar; Lapisan selaput lendir(mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan otot memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung, jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.

Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam lambung. Makanan di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan ( paring ) berotot lurik, artinya kita menelan makanan jika telah di kunyah sesuai dengan kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses penelanan sehingga mengeluarkan proses. Kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita ( tidak di sadari ).






4. LAMBUNG ( GASTER )

Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi. Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dalam dari lambung.

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lender ( musin ), asam lambung, enzim renim, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung.

Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa-enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi- selain menghasilkan enzim pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung. Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.




5. USUS HALUS ( INTESTINUM MINOR )

Intestinum minor adalah bagian dari Sistem Pencernaan Makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum panjangnya sekitar 6 m, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan yang terdiri dari:

Lapisan usus halus,mukosa (sebelah dalam). Lapisan melingkar ( M. sirkuler), lapisan otot memanjang (M. longitudinal) dan lapisan serosa (sebelah luar).

Bagian –bagian usus halus yaitu :

1. Duodenum.

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk sepatu kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit disebut Papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus pankreatikus). Empedu dibuat di hati, untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus koledokus yang fungsinya mengemulsikan lemak dengan bantuan lipase. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung oleh empedu dan di alirkan ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam—garam empedu dan zat pewarna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak, zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara perombakansel darah merah yang sudah tua di hati.

Pankreas menghasilkan getah pangkreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut:

- Amilopsin (amilase pangkreas) yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula yang lebih sederhana.

- Steapsin (lipase pangkreas) yaitu, enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

- Tripsinogen yang belum aktif di aktifkan menjadi tripsin yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.

Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar, yang disebut kelenjar-kelenjar brunner, berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.





2. Yeyenum dan Ilieum

Mempunyai panjang sekitar 6 m. Dua per lima bagian atas adalah yayenum dengan panjang sekitar 2-3 m, dan ileum dengan panjang sekitar 4-5 m. Lekukan yayenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium.Akar mesenterium memungkinkan keluar masuknya cabang-cabang arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara 2 lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium. Sambungan antara yayenum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas.Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium ileoselkalis. Orifisium ini diperkuat oleh spinter ileoselkalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula baukini, berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolom assendens tidak masuk kembali kedalam ileum.

Dinding halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut.

- Maltosa, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.

- Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

- Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

- Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.

- Enterokenase, berfungsi mengaktifkan triosinogen (enzim yang dihasilkan pangkreas) menjadi tripsin.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat di cerna menjadi glukosa, lemak di cerna menjadi asam lemak dan gliserol dan protein di cerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein di selesaikan. Selanjutnya,proses penyerapan (absorpsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian di usus penyerap karbohidrat setiap dalam bentuk glukosa.

Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat di tarima langsung oleh usus halus. Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Vili berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat, dinding vili banyak mengandung kapiler darahy atau pembuluh limfe.(pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah. Sari-sai makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe, Glukpsa, Asam amino, Vitamin, dan Mineral setalah diserap oleh usus halus melalui kapiler darah akan dibawah oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.

Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus. Gliserol dan asam lemak dan gliserol dibawah oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Se4dangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibudt empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A,D,E dan K) diserap oleh usus halus diangkut melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk kesistem peredaran darah.

Umumnya makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar. Absorpsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung di dalam usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili usus.

Sebuàh vilus berisi lakteal, pembuluh darah epitelium dan jaringan otot yang di ikat bersama oleh jaringan limfoid seluruhnya diliputi membran dasar dan ditutupi oleh epitelium.Karena vili keluar dari dinding usus maka bersentuhan dengan makanan cair dan lemak yang diabsorbsi ke dalam lakteal kemudian berjalan melalui pembuluh limfe masuk ke dalam pembuluh kapiler darah di vili dan oleh vena porta dibawa ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.



Sumber makanan 

Hasil akhir cernaan 

Organ absorpsi 


Protein 

Lemak 

Karbohidrat 

Asam amino 

Gliserin dan asam lemak. 

Monosakharida: 
Glukosa 
Leavulosa 
Galaktosa 

Dari epithelium masuk ke pembuluh darah dan aliran darah. 

Dari epithelium vili masuk ke lacteal dan aliran limfe. 

Dari epithelium vili dan dinding pembuluh darah masuk aliran darah.




Fungsi usus halus, terdiri dari :

a) Menerima zat-zat rnakanan yang sudab dicerna untuk diserap melalu i kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

b) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

c) Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.



6. USUS BESAR ( INTESTINUM MAYOR )

Panjangnya ±. l½ m,lebarnya 5 - 6cm.Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar,Selaput lender,Lapisan otot melingkar,Laplsan otot memanjang,Jaringan ikat.

Fungsi usus besar, terdiri dari:

- Menyerap air dan makanan.

- Tempat tinggal baktert koli.

- Tempat feses.

Bagian dari usus besar yaitu kolon asenden, kolon tranversum, kolon descenden, rectum dan sigmoid.

Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.

Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta rektum, akibatnya fares dapat terdorong keluar anus.




C. Proses Pencernaan Makanan dalam Tubuh

Proses pencernaan pada tubuh manusia melalui beberapa tahapan yang cukup panjang ,tahapan pertama adalah proses penghalusan makanan yang terjadi pada saat mengunyah makanan didalam mulut, proses pelumatan makanan dalam mulut dibantu oleh air liur.

Idealnya proses penghalusan makanan dalam mulut manusia dilakukan sebanyak 32 kali kunyahan , karena hal itu nantinya akan mempermudah kinerja pada proses selanjutnya di lambung. Makanan yang sudah halus trsebut kemudian dihaluskan , kali ini tidak menggunakan bantuan air liur melainkan enzim yang terdapat dalam lambung itu sendiri.

Pada proses pencernaan makanan yang terjadi di lambung inilah semua sari makanan berupa vitamin,mineral,karbohidrat yang berperan sebagai penyuplai tenaga pada tubuh manusia, serta beberapa sari makanan lain yang terkandungdiserap oleh tubuh melalui dinding – dinding lambung. Setelah makanan diproses melalui lambung , makanan yang diproses tersebut kemudian menuju usus halus ( deudenum , yeyenum dan ileum ) disini makanan dipilah mana yang masih memiliki zat yang berguna untuk tubuh dan mana yang tidak. Setelah makanan diproses di dalam usus halus selanjutnya makanan yang tidak mengandung zat berguna bagi tubuh menuju usus besar. Usus besar merupakan terminal terakhir makanan tersebut berada dalam tubuh sebelum kemudian dibuang dalam bentuk feses .

Selain prosesnya yang sangat panjang system pencernaan pada tubuh manusia pun memiliki tugas yang cukup berat karena bagian tubuh manusia yang tergabung dalam system pencernaan ditugaskan untuk mengubah makanan menjadi zat yang berguna untuk tubuh, untuk itu selayaknya kita menjaga semua asupan makanan dalam tubuh kita agar system pencernaan kita pun terjaga.







BAB III

PENUTUP



A. Kesimpulan

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengap enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.

Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat di serap oleh usus. Proses pencernaan adalah proses perubahan makanan dari bentuk kasar (kompleks) menjadi bentuk yang halus (sederhana) sehingga dapat diserap usus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik yaitu mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi halus. Sedangkan pencernaann secara kimiawi, yaitu pencernaan dengan bantuan enzim.

Fungsi ssaluran pencernaan untuk memproses makanan dan memilah zat yang terkandung oleh tubuh untuk dijadikan energi.

B. Saran

Menjaga supan makanan penting dilakukan karena secara tidak langsung menjaga saupan makanan menjaga sistem pencernaan dari gangguan yang timbul dari asupan makanan tersebut.










DAFTAR PUSTAKA




Anonym. 2011. Sistem Pencernaan Usus, Pankreas, Empedu, dan Berbagai 

Fingsinya.


Fried, George H. and George j. Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga

Pearce, C, Evelyn, 1999, Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

Sudoyo, Aru W, Alwin, Simadibrata, dkk, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta


SISTEM REPRODUKSI



BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang



Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.

Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmufaal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati.

Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil baligh. Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, di antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun membesar. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar.

Masa pubertas pada wanita merupakan masa produktif yaitu masa untuk mendapat keturunan, yang berlangsung kurang lebih 40 tahun. Setelah itu, wanita memasuki masa klimakterium yaitu masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium (kemunduran), di mana haid berangsur-angsur berhenti selama 1-2 bulan dan kemudian berhenti sama sekali, yang disebut menopause. Selanjutnya terjadi kemunduran alat-alat reproduksi, organ tubuh , dan kemampuan fisik.







BAB II

PEMBAHASAN



A.Pengertian Reproduksi 

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual. 




B. Sistem Reproduksi Pria
1. Organ Reproduksi Laki-laki



Sama halnya dengan ciri sekunder dan primer. Organ reproduksi laki-laki dibedakan menjadi alat alat reproduksi yang tampak dari luar dan yang berada didalam tubuh. 



a. Organ Reproduksi Luar

1. Penis terdiri dari jaringan-jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh darah dan jaringan saraf. Fungsinya yaitu untuk kopulasi (hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memudahkan semen ke dalam organ reproduksi betina). Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi padsa saat dikhitan/sunat.

2. Buah zakar yang terdiri dari kantung zakar yang didalamnya terdapat sepasang testis dan bagian-bagian lainnya. Kulit luar nya disebut skrotum. Skrotum berfungsi melindungi testis serta mengatur suhu yang sesuai untuk spermatozoa (sel sperma).

3. Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.




b. Organ Reproduksi Dalam

Organ reproduksi dalam yaitu organ yang tidak tampak dari luar, penjelasannya:

· Testis 

Testis sebenarnya adalah kelenjar kelenjar kelamin, berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormon testosteron. Skrotum dapat menjaga suhu testis. Jika suhu terlalu panas , skrotum mengembang, jika suhu dingin skrotum mengerut sehingga testis lebih hangat.
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.

Didalam testis terdapat terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding dalam saluran terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat.



· Saluran Reproduksi (Saluran Pengeluaran)

Saluran reproduksi maksudnya tempat sperma keluar atau jalan berupa lubang kecil yang menghubungkan organ dalam.

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.

1. Epididimis berupa saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.

2. Vasa deferens, berupa saluran panjang dan lurus mengangkut sperma ke vesika seminalis. Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

3. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra

4. Uretra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.`



2. Kelenjar kelamin Pria

1. Vesikula seminalis.

berjumlah sepasang, terletak dibawah dan atas kantung kemih. Merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.



2. Kelenjar prostat

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.

3. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) 

Merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).



Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria

- Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.


-Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.



-Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.



-Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.


-Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.


-Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.





C. Sistem Reproduksi Wanita



Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.

Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi

Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.


Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.

Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.




1. GENITALIA EKSTERNA



Ø Vulva

Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.


Ø Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.




Ø Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).



Ø Labia minora

Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.


Ø Clitoris

Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.

Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.


Ø Vestibulum

Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital.



Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.



Ø Introitus / orificium vagina

Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.

Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.

Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.



Ø Vagina

Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).

Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.

Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.

Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang begitu rentan terkena infeksi karena batas antara uretra dengan anus sangat dekat. Sehingga dapat menimbulkan kuman penyakit seperti jamur, bakteri maupun virus yang mudah masuk ke liang vagina. Infeksi dalam vagina juga dapat terjadi karena terganggunya keseimbangan ekosistem. Ekosistem vagina adalah sebuah lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh dua unsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus, bakteri yang baik. Dalam ekosistem normal di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, sekitar 95 persen lactobacillus dan 5 persen adalah pathogen (bakteri yang jahat). Walaupun terdapat bakteri pathogen, namun tidak akan mengganggu selama kondisi ekosistem vagina masih seimbang. Keseimbangan akan terganggu apabila derajat keasaman menurun, pertahanan alamiah akan turun dan rentan terhadap infeksi.



Ø Perineum

Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).

Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.



2. GENITALIA INTERNAL



Ø Uterus

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.

Uterus terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Fundus, adalah bagain uterus proksimal di ats muara tuba uterina yang mirip dengan kubah , di bagian ini tuba fallopii masuk ke uterus. Fundus uteri ini biasanya diperlukan untuk mengetahui usia/ lamanya kehamilan

2. Korpus (badan uterus). Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina. Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Telur yang terbuahi di saluran telur akan melekat sendiri dan menanamkan diri (nidasi) dalam selaput lendir di sisi dalam atau rongga rahim.Telur yang tertanam ini tidak mudah lepas atau rontok, karena lapisan dinding rahim cukup tebal. Telur ini akan tumbuh menjadi janin. Selanjutnya, uterus akan melindunginya dan memelihara kehidupan baru sampai pada saat kelahiran bayi. Selama kehamilan, uterus sedikit demi sedikit tumbuh menjadi pegangan bagi pertumbuhan bayi, dengan kantung cairan di sekelilingnya dan dihubungkan oleh plasenta (ari-ari). Berbeda dengan sebelum kehamilan, pada saat kelahiran bayi, berat uterus sendiri mendekati satu kilogram. Sedangkan berat bayi, plasenta, dan cairan yang mengelilinginya, semuanya sekitar lima kilogram.

3. Serviks (leher uterus). Serviks terletak di puncak vagina. Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2 – 3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba fallopii untuk membuahi sel telur. Oleh karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1 -2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.



Ø Serviks uteri

Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.



Ø Corpus uteri

Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.

Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).



Ø Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.



Ø Vaskularisasi uterus

Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.



Ø Salping / Tuba Falopii

Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.

Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.

Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya .



Ø Pars isthmica (proksimal/isthmus)

Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.

Pars ampularis (medial/ampula)

Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.

Pars infundibulum (distal)

Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.



Ø Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).



Ø Ovarium

Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.

Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.



D. Hormon- Hormon Reproduksi



1. Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapiyang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklusmenstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dankuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.



2. Progesterone

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesteronemempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasizygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilansampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.



3. Gonadotropin Releasing Hormone GNRH

Merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) dihipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikanumpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.



4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksioleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum.Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.



5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell StimulatingHormone)

Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selamafase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruheliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.









BAB III
PENUTUP




A. KESIMPULAN 


Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma ditandai dengan mimpi basah pada usia pubertas. Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atuovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuanantara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.



B. SARAN


a. Bagi Mahasiswa

Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


b. Bagi Petugas – petugas Kesehatan

Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan.



c.Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semuaorang. 

Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapatmenjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas tanpa mengatahuidampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran.





DAFTAR PUSTAKA




Aaltonen, Priscilia Gaudet, 2004. “Customer Relationship Marketing and Effects

of Demographics and Technology on Customer Satisfaction and Loyalty in

Financial Services,” Dissertation, Old Dominion University.

Achrol, R, 1997. “Change in The Theory of Interorganizational Relationship in

Marketing toward a Network Paradigm,” Journal of The Academy of

Marketing Sciences, Vol. 5, No. 1, pp. 56-71.

Mansjoer, Arif dkk.2000. Kepita Selekta Kedokteran. Penerbit Media Aesculapius.

Jakarta. 

Manuaba, Ida. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana

untuk pendidikan bidan. Penerbit buku kedokteran. Jakarta . 

Kadaryanto et al. 2006.20. Biologi 2. Yudhistira, Jakarta 




















KATA PENGANTAR



Puji sukur kami hanturkan kehadirat Allah SWT, yang selalu senantiasa memberikan rahmat beserta inayahNya kepada kita semua.sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Sistem Reproduksi” dengan tepat pada waktu meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan maupun dalam Isi yang terkandung didalamnya dan masih banyak lagi yang lain.

Tidak lupa kami ucapkan shalawat beserta salam kami sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW nabi yang membawa rahmatul lillalamin bagi seluruh umatnya didunia. Dimana kelak nanti di hari kiamat nanti kita semua mendapatkan pertolonganya serta inayahnya. amin.

Semoga dengan tersusunya makalah ini dapat menambah ilmu serta wawasan kita khususnya dalam hal hukum, dan juga kami mengharapkan semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua, penulis mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan beserta kesalahan dalam bentuk teknis, maka dari itu kami minta kritikan serta saran yang sifatnya membangun.



Sigli, 2 Desember 2014





Penyusun









DAFTAR ISI





Halaman

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................. ii



BAB ..... I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan masalah....................................................................... 2

C. Tujuan........................................................................................ 2



BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Reprduksi ................................................................. 3

B. . Sistem Reproduksi Pria............................................................... 3

C. Sistem Reproduksi Wanita......................................................... 8

D. Hormon – hormon Reproduksi................................................ 18 





BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 20

B. Saran ........................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 21





tentang dzia untaian cinta