"WELCOME TO MY BLOG * DZIA UNTAIAN CINTA *"

Rabu, 20 April 2016

SEJARAH SINGKAT HARI KARTINI



Sejarah Singkat Hari Kartini yang Diperingati Setiap 21 April. Bagi generasi muda sekarang mungkin banyak yang tidak mengetahui. Padahal, ada pepatah yang mengatakan “Bangsa yang baik adalah bangsa yang menghargai jasa para Pahlawan”. Selain itu ada juga pepatah dari presiden Soekarno yang mengatakan “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”. Meski RA Kartini tidak turun langsung di medan perang, namun beliau merupakan salah satu pahlawan wanita di Indonesia. Mari kita simak sedikit sejarah mengenai R.A Kartini.

Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan bupati Jepara saat ini. Sementara, ibunya bernama M.A. Ngasirah yang juga merupakan keturunan dari tokoh agama di Jepara yang di segani saat itu , Kyai Haji Madirono .

Kartini yang merupakan anak dari Bupati Jepara memang serba kecukupan baik dalam hal materi hingga pendidikan. Sehingga waktu itu Kartini kecil bisa mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School). Padahal pada masa itu, banyak anak-anak sebayanya yang tidak bisa bersekolah.

Namun hal ini tidak berlangsung lama. Ketika Kartini sudah beranjak remaja, dia harus memendam cita-citanya untuk sekolah lebih tinggi karena adanya adat “pingit” atau tidak boleh keluar rumah bagi seorang gadis. Meski demikian, Kartini tetap semangat belajar dengan cara berkirim surat dengan teman-temannya yang sebagian besar merupakan orang Belanda.

Hingga akhirnya Kartini dipersunting oleh KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang merupakan Bupati Rembang. Meski sudah menjadi istri seorang Bupati, namun Kartini masih tetap semangat mendirikan sekolah khusus untuk kaum wanita. Hal ini mendapat dukungan penuh dari sang suami.

Meski demikian, perjuangan RA Kartini harus terhenti karena beliau meninggal dunia beberapa hari setelah melahirkan putra pertamanya yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada tanggal 13 September 1904. R.A Kartini akhirnya meninggal dalam usia 25 tahun tepatnya pada tanggal 17 September 1904.

Setelah RA Kartini meninggal, surat-suratnya dikumpulkan dan dijadikan satu yang diberi judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Untuk menghargai jasanya atas emansipasi wanita, maka setiap tanggal 21 April yang merupakan tanggal lahirnya diperingati sebagai hari Kartini. Itulah sedikit sejarah singkat RA.Kartini.

Namun sayangnya, kepopuleran “Habis Gelap Terbitlah Terang” di negeri ini bukan berarti telah banyak orang yang benar-benar mengetahui isi surat-surat RA Kartini. Padahal Apa makna peringatan hari Kartini bisa dipahami semata-mata hanya dengan mengetahui buah-buah pikirannya dalam surat-surat tersebut.



Berikut beberapa isi surat dari RA Kartini :


1. Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899

“Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, keningratan fikiran (fikroh) dan keningratan budi (akhlak). Tidak ada manusia yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya dari pada melihat orang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal sholih orang yang bergelar macam Graaf atau Baron?… Tidaklah dapat dimengerti oleh pikiranku yang picik ini,…”

2. Surat kartini kepada Nyonya Abendon, Agustus 1900

“Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya”.



3. Surat Kartini kepada Nyonya Abendon, 4 September 1901

“Pergilah, laksanakan cita-citamu. Bekerjalah untuk hari depan. Bekerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas. Dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang jahat. Pergi! Pergilah! Berjuang dan menderitalah, tetapi bekerja untuk kepentingan yang abadi”.



4. Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1901

“Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya : menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama”.



5. Surat Kartini kepada Nyonya Abendon, 10 Juni 1902

“Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami menjadi orang setengah Eropa atau orang Jawa yang kebarat-baratan”.



6. Surat Kartini kepada Nyonya van Kol, 21 Juli 1902

“Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang agama Islam patut disukai”.



7. Surat kartini kepada Nyonya Abendanon, 12 Oktober 1902

“Dan saya menjawab, tidak ada Tuhan kecuali Allah. Kami mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah dan kami tetap beriman kepada-Nya. Kami ingin mengabdi kepada Allah dan bukan kepada manusia. Jika sebaliknya tentulah kami sudah memuja orang dan bukan Allah”.



8. Surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 27 Oktober 1902

“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut sebagai peradaban?”



9. Surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 25 Agustus 1903

“Ya Allah, alangkah malangnya; saya akan sampai disana pada waktu Puasa-Lebaran-Tahun n Baru, di saat-saat keramaian yang biasa terjadi setiap tahun sedang memuncak. Sudah saya katakana, saya tidak suka kaki saya dicium. Tidak pernah saya ijinkan orang berbuat demikian pada saya. Yang saya kehendaki kasih saying dalam hati sanubari mereka, bukan tata cara lahiriah!”



10. Surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 12 Desember 1903

“Tidak, ia tidak mempunyai ilmu, tidak mempunyai jimat, tidak juga senjata sakti. Kalaupun rumahnya tidak ikut terbakar itu dikarenakan dia mempunyai Allah saja”



Beberapa surat Kartini di atas setidaknya menunjukan bahwa Kartini berjuang dalam kerangka mengubah keadaan perempuan pada saat itu agar dapat mendapatkan haknya, di antaranya menuntut pendidikan dan pengajaran untuk kaum perempuan yang juga merupakan kewajibannya dalam Islam, bukan berjuang menuntut kesetaraan (emansipasi) antara perempuan dan pria sebagaimana yang diklaim oleh para pengusung ide feminis.

SURAT KETERANGAN GADAI 2

SURAT KETERANGAN GADAI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
                   Nama                        : MUSTAQIM HASAN
                   Umur                        : 48 Tahun
                   Pekerjaan                  : Pedaganng
                   Alamat                     : Gampong U Bungkok Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie
                                                     
Dengan ini mengaku dengan sesungguhnya bahwa saya telah mempergadaikan sepetak tanah sawah yang luasnya 1 (satu) Naleh bibit dengan gadaiannya 30 (Tiga Puluh) manyam emas murni (Toko Beureunuen) kepada namanya di bawah ini:
                   Nama                        : SAUDAH BIN ZAINAL
                   Umur                        : 55 Tahun
                   Pekerjaan                  : PNS
                   Alamat                     : Baro Yaman Kec. Mutiara Barat Kebupaten Pidie
                                                     
Tanah sawah tersebut terletak di Blang Timung Unoe dengan batas-batasnya sebagai berikut :
Ø  Sebelah Utara dengan Muktar Usman
Ø  Sebelah Selatan dengan jalan Riwat Unoe
Ø  Sebelah Barat dengan Anuek Lueng
Ø  Sebelah Timur dengan T. Tayeb

Maka yang ditengah-tengah keempat perbatasan itulah tanah sawah yang telah dipergadaikan kepada yang namanya tersebut diatas.
Demikianlah surat keterangan gadai ini diperbuat dengan sebenarnya serta diketahui oleh saksi-saksi yang turut menanda tangani di bawah ini agar tidak terjadi dakwa-dakwi dikemudian hari dan dapat dipergunakan seperlunya.

                                                               Gampong U Bungkok Unoe , 02 April 2016
                                                         Yang Menggadaikan,
                                                               


                                                                    ( MUSTAQIM HASAN )


Saksi :   
1.      Ibrahim Hasan        ( …..)
2.      HanafiahYusuf        (……)

Di setujui :
1.mariana (.........)
2.mufdila   (.........)


Mengetahui :
Geusyik Gampong U Bungkok Unoe

( ISMAIL USMAN )
 
 

SURAT KETERANGAN GADAI 1



SURAT KETERANGAN GADAI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

            1. Nama : RUSLI ABDULLAH

               Tempat/ tgl. lahir : Gampong Lada, 1952

               Pekerjaan : Wiraswasta

              Alamat : Mns. Cot Rambong Kec. Mutiara Timur Kebupaten Pidie

         2. Nama : NURSIA M AMIN

            Tempat/ tgl. lahir : 1-7-1965

             Pekerjaan : Ikut Suami

             Alamat : Mns. Cot Rambong Kec. Mutiara Timur Kebupaten Pidie

Pihak pertama mengaku dengan sesungguhnya bahwa saya telah mempergadaikan sepetak tanah sawah yang luasnya 8 (delapan) aree bibit kepada pihak kedua dengan harga gadainya sebanyak 22 (dua puluh dua) manyam emas 23 karat (emas biasa Beureunuen). 

Adapun Tanah sawah tersebut terletak di daerah mns. Kulam gampong lada, dengan batas-batasnya sebagai berikut :


Ø Sebelah Utara berbatas dengan tanah sawah Hj. Nurhayati

Ø Sebelah Selatan dengan tanah sawah Ibrahim

Ø Sebelah Timur dengan jalan Gampong

Ø Sebelah Barat dengan Saluran Air


Yang ditengah-tengah batas itulah tanah sawah yang telah dipergadaikan oleh pihak pertama kepada pihak kedua yang namanya tersebut diatas.

Demikianlah surat keterangan gadai ini diperbuat dengan sebenarnya, dan diketahui oleh saksi-saksi yang turut bertanda tangan dibawah ini, serta dapat dipergunakan seperlunya.


 Pihak Pertama,                                           Pihak Kedua Gampong Lada , 21 April 2016




(NURSIAH M AMIN)                                            ( RUSLI ABDULLAH)






Saksi-saksi


1. Tgk. Syarwan Abubakar (peutua Mns.kulam ( ………………………. )

2.


                                        Mengetahui :

                                        Geusyik Gampong Lada




                                        (ARMAINI HASBI)

tentang dzia untaian cinta