"WELCOME TO MY BLOG * DZIA UNTAIAN CINTA *"

Kamis, 24 Maret 2016

MAKALAH JENIS-JENIS OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL



BAB I

PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG



Seperti yang telah kita ketahui bersama, obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat.Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti aturan – aturan tertentu karena obat dalam penggunaan yang digunakan dalam jumlah yang berlebihan dapat meracuni sedangkan racun yang digunakan dalam jumlah sedikit justru dapat menjadi obat bagi tubuh kita.Salah satu dari obat yang sudah sering dipergunakan adalah uterotonik. Obat–obat uterotonika tidak pernah lepas dari segala masalah kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan. Masalah kehamilan dan persalinan merupakan masalah yang riskan karena sangat erat dengan keselamatan jiwa seseoramg sehingga ironis sekali apabila terjadi kesalahan walau hanya sedikit saja. Hal–hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama obat, tujuan penggunaan, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara pemakaian serta dosis yang digunakan.






BAB II

PEMBAHASAN



JENIS-JENIS OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL

A. Uterotonik (oxytocic)


Uterotonik (oxytocic) merupakan obat-obatan yang mengandung ergonovine, ergometrine atau oxytocin. Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. 



Klasifikasi 

Uterotonik yang bisa diklasifikasikan dalam 3 macam, yaitu :


1. Metergin

1. Pengertian


Merupakan alkaloid ergot

*)Mekanisme/cara kerja

· Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III (kala uri).

· Menstimulsi otot-otot polos terutama dari pembuluih darah perifer dan rahim.

· Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosik pada kandungan mature.


2. Indikasi

· Oksitosik

· Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus.


3. Efek samping

· Kontraksi uterus

Kontraksi dapat terjadi begitu kuat sehingga resiko retensio plasenta akan meningkat. Keadaan ini disebabkan oleh kontraksi segmen bawah uterus yang terjadi berurutan sehingga perlepasan plasenta terhalang.

· Diare dan muntah

Kerja metergin menyerupai kerja dopamine yang kerap kali menimbulkan mual dan muntah pada 20-30 % ibu melahirkan.

- Pengliatan kabur, sakit kepala, kejang, diare, kulit dingin, nadi lemah dan cepat,bingung, koma, meninggal.




4. Kontra indikasi

· Persalinan kala I dan II

· Hipersensitif

· Penyakit vascular

· Penyakit jantung parah

· Fungsi paru menurun

· Fungsi hati dan ginjal menurun

· Hipertensi yang parah

· Eklampsi




5. Cara pakai dan dosis

1. Oral: mulai kerja setelah sepuluh menit

2. Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik

3. IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping lebih sedikit.

* Dosis :

- Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari

- IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat.

6. Contoh obat

· Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat

· Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.




2. Oksitosin

1. Pengertian


Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran.




2. Mekanisme / cara kerja

Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :


1. Kontraksi

uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada
otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin


2. Konstriksi

pembuluh darah umbilicus


3. Kontraksi

sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) .Oksitosin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik ( ADH )* untuk menyebabkan :

a. Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik ) karena terjadinya vasodilatasi

b. Retensin air



3. Indikasi

· Oksitosik

· Mengurangi pembengkakan payudara



4. Efek samping

· Spasme uterus ( pada dosis rendah )

· Hiperstimulasi uterus 9 membahayan janin : kerusakan jaringan lunak /rupture uterus )

· Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )

· Mual,muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.

· Kontraksi pembuluh darah tali pusat

· Kerja antidiuretik

· Reaksi hipersensitifitas



5. Kontra indikasi

· Kontraksi uterus hipertonik

· Distress janin

· Prematurisasi

· Letak bayi tidak normal



6. Cara pakai dan dosis

Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.



7. Contoh obat

· Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)



3. Misoprostol

1. Pengertian


Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam lambung dan nmenaikkan proteksi mukosa lambung.



2. Indikasi

· Oksitosik

· Menstimulus kontraksi uterus

4. Efek samping

· Dapat menyebabkan kontraksi uterin

· Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40 % pasien dengan AINS yang menerima 800µg / hari. Diare biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu minggu terapi. Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol kadang-kadang mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.



5. Cara pakai dan dosis

Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan bersama makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100µg qid dapat digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.


6. Contoh obat

Misoprostol Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.


B. Obat Preeklampsia dan Eklampsia

1. Magnesium sulfat


Merupakan antikonvulsan yang efektif dan membantu mencegah kejang kambuhan dan mempertahankan aliran darah ke uterus dan aliran darah ke fetus. Magnesium sulfat berhasil mengontrol kejang eklamptik pada >95% kasus. Selain itu zat ini memberikan keuntungan fisiologis untuk fetus dengan meningkatkan aliran darah ke uterus.

2. Fenitoin

Fenitoin telah berhasil digunakan untuk mengatasi kejang eklamptik. Fenitoin bekerja menstabilkan aktivitas neuron dengan menurunkan flux ion di seberang membran depolarisasi. Keuntungan fenitoin adalah dapat dilanjutkan secara oral untuk beberapa hari sampai risiko kejang eklamtik berkurang.

3. Diazepam

Telah lama digunakan untuk menanggulangi kegawatdaruratan pada kejang eklamptik. Mempunyai waktu paruh yang pendek dan efek depresi SSP yang signifikan.

4. Hidralazin

Merupakan vasodilator arteriolar langsung yang menyebabkan takikardi dan peningkatan cardiac output. Hidralazin membantu meningkatkan aliran darah ke uterus dan mencegah hipotensi. Hidralazin dimetabolisir di hati. Dapat mengontrol hipertensi pada 95% pasien dengan eklampsia.

5. Labetalol

Merupakan beta-bloker non selektif. Tersedia dalam preparat IV dan per oral. Digunakan sebagai pengobatan alternatif dari idralazin ada penderita eklampsia.

6. Nifedipin

Merupakan Calcium Channel Blocker yang mempunyai efek vasodilatasi kuat arteriolar. Hanya tersedia dalam bentuk preparat oral.


C.. ANTIBIOTIK UNTUK IBY HAMIL

1. Ampisilin


Ibu hamil: Kategori B

Pengaturan dosis Oral: 250-500 mg tiap 6 jam, diberikan 30 menit sebelum makan.


2. Amoksisilin

Ibu Hamil : Ketegori B

Pengaturan Dosis:

Dewasa: 1x 500mg tablet tiap 12 jam atau 250mg tablet tiap 8 jam.




BAB III

PENUTUP


A. Kesimpulan

Pengetahuan dan pemahaman mengenai seluruh unsur dan komponen obat-obatan yang berkaitan dengan dunia kesehatan sangatlah penting. Tenaga kesehatan selaku orang yang memiliki kewenangan dalam segala bentuk tindakan medis juga bertanggung jawab penuh atas segala bentuk tindakan yang berkaitan dengan obat-obatan yang digunakan.

Penguasaan materi tentang keterkaitan berbagai penyakit dengan obat-obatan yang diberikan kepada pasien dan terapi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, akan mengurangi resiko yang mungkin ditimbulkan. Dalam segi pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan juga akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasaan klien yang digunakan sebagai penentu mutu serta kualitas pelayanan kesehatan.



B. Saran

Kepada seluruh tenaga kesehatan diwajibkan untuk menguasai segala bentuk teori dan metode yang berkaitan dengan obat-obatan. Tenaga kesehatan juga harus mampu memberikan konseling kepada masyarakat mengenai segala aspek, unsur, dan komponen obat-obatan yang digunakan dalam segala bentuk tindakan medis.

Kepada masyarakat, diharapkan untuk tidak sembarangan dalam mengonsumsi obat-obatan, dan lebih teliti dalam memilih obat-obatan. Selain itu, masyarakat diharapkan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan dalam menangani gangguan maupun penyakit yang dialami. 


DAFTAR PUSTAKA



Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 6, B.G. Katzung

Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes

Farmakologi untuk Keperawatan, dr. Jan Tambayong

Sinopsis Farmakologi, Dr. Agus Djamhuri

Farmakologi dan Toksikologi Sistem Kekebalan, Darmono. Jakarta : Universitas

Indonesia (UI-Press). 2006

Farmakologi Kebidanan. Sue Jordan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. 2002













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tentang dzia untaian cinta