"WELCOME TO MY BLOG * DZIA UNTAIAN CINTA *"

Jumat, 25 Maret 2016

MUSIC POPULER

BAB I

PENDAHULUAN


A. Pengertian Musik Populer


Musik Populer merupakan jenis-jenis musik yang saat ini digemari oleh masyarakat awam. Musik jenis ini juga merupakan musik yang sesuai dengan keadaan zaman pada saat ini, sehingga sesuai dengan di telinga kebanyakan orang. 

Musik populer merujuk kepada salah satu dari sejumlah genre musik yang memiliki daya tarik yang luas dan biasanya didistribusikan ke khalayak yang besar melalui industri musik. Ini berlawanan dengan baik seni musik dan musik tradisional, yang biasanya disebarluaskan secara akademis atau secara oral lebih kecil, penonton lokal. Meskipun musik populer kadang-kadang dikenal sebagai musik pop, dua istilah yang tidak dapat dipertukarkan. Musik populer adalah istilah umum untuk musik dari segala usia yang menarik bagi selera populer, sedangkan musik pop biasanya mengacu pada genre musik yang lebih spesifik.

Beberapa genre musik yang termasuk musik populer diantaranya adalah pop, rock, jazz dan sebagainya.


B. Genre musik yang terdapat pada musik populer

Genre musik merupakan pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain. Dibawah ini ada beberapa genre musik yang terdapat pada musik populer, diantaranya :


1. Musik Pop

Musik pop istilah awalnya berasal dari singkatan “populer”, adalah sebuah genre musik dari musik populer yang berasal dalam bentuk modern pada 1950-an, yang berasal dari rock and roll. Istilah musik populer dan musik pop sering digunakan secara bergantian, meskipun yang pertama adalah deskripsi musik yang populer (dan dapat termasuk gaya apapun), sedangkan yang terakhir adalah genre tertentu yang mengandung kualitas daya tarik masa.

Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Biasanya, para musisinya juga menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penikmatnya. Musik pop ini juga dapat dibedakan menjadi musik pop anak-anak dan musik pop dewasa.


2. Musik Rock

Musik rock atau musik cadas adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, music country dari tahun 40 dan 50an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.


Musik Rock juga merupakan salah satu genre dalam khasanah musik populer dunia yang biasanya didominasi oleh vokal, gitar, drum, dan bas. banyak juga dengan penambahan instrumen seperti keyboad, piano maupun synthesizer. Musik rock biasanya mempunyai beat yang kuat dan didominasi oleh gitar, baik elektrik maupun akustik.


Bunyi khas atau ciri khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan keyboard seperti organ, piano atau sejak 70an,syntheiser. Disamping gitar atau keyboard, saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik rock mempunyai tiga chords, backbeat yang konsisten dan mencolok serta melody yang menarik.


3. Musik Jazz

Jazz merupakan jenis musik yang tumbuh dari penggabungan Blues, Ragtime dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, Swing, Bebop, Hard Bop, Cool Jazz, Jazz Fussion, Smooth Jazz, dan Cafjazz. Aliran musikini juga yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20.


4. Musik Kroncong

Keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik keroncong, flute dan merupakan salah satu musik rakyat Indonesia yang berkembang sejak Abad XIX.

Sebenarnya keroncong merupakan genre musik tradisional, namun seiring perkembangannya instrumen menjadi musik populer dengan perpaduan dengan genre musik lainnya, seperti yang dilakukan oleh Bondan Praoso & Fade2 Black yang menciptakan komposisi berjudul “kroncong protol” yang berhasil memadukan musik bergenre rap dengan musik latar belakang irama keroncong.


C. Sejarah dari setiap genre musik populer di Indonesia.

Sejarah dari setiap genre musik yang terdapat pada musik populer di Indonesia dijabarkan sebagai berikut :

1. Musik Pop

Sejarah musik pop di indonesia diawali oleh hadirnya sebuah band yang bernama Koes Plus. Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock ‘n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.


Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy’s, D’Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya. “Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles”.

Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.

2. Musik Rock

Musik rock di Indonesia mulai menjejak pada tahun 1970-an. Dan kemunculannya pun tidak bisa dilepaskan dari para pionir mulai dari Giant Step, God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy, Super Kid, Terncem, AKA/SAS, Bentoel, hingga Rawe Rontek.

Tapi sebelum tahun 1970-an, sebenarnya sudah ada sebuah band bernama The Rollies, yakni grup band beraliran jazz rock yang dibentuk di Bandung dan menjadi kebanggaan Kota Kembang pada tahun 1967, bahkan sempat populer hingga awal 1980-an. Para personelnya terdiri dari Bangun Sugito (vokal), Uce F. Tekol (bas), Jimmy Manoppo (drum), Benny Likumahuwa (trombon), Delly Joko Arifin (keyboards/vokal), Bonny Nurdaya (gitar), dan Teungku Zulian Iskandar (saksofon).

The Rollies adalah kelompok rock tertua Indonesia dan termasuk grup yang paling sering mengalami bongkar pasang pemain. Dalam perjalanannya, grup yang telah merintis ke dunia rekaman pada tahun 1967 ini sempat menjadi grup papan atas yang disegani penonton Bandung, Jakarta, Medan, dan Malang. Banyak yang menganggap The Rollies sebagai peletak dasar band rock Indonesia yang telah memberikan kontribusi bagi musik Indonesia masa kini.



3. Musik Jazz

Ketika jazz mulai dikenal di awal 1900an, jazz yang kental dengan unsur march, ragtime, dance-hall music di seputaran New Orleans, maka di tanah air jazz juga dikabarkan masuk di waktu yang sama. Pada tahun 1920, tercatat ada band di bawah pimpinan seorang musikus yang nasionalis, Wage Rudolf Supratman, Black & White. Band tersebut terbentuk dan bermain di kota Makasar.

Pada seputaran tahun tersebut, jazz di Indonesia pada jaman sebelum kemerdekaan memang dimainkan oleh musisi Indonesia juga Belanda. Pergerakan lain juga terjadi dalam skala kecil di beberapa kota besar di Jawa, semisal di Jakarta dengan terbentuknya Melody Makers yang ditokohi Jacob Sigarlaki. Waktu itu Jacob didukung musisi lain seperti Bootje Pesolima, Hein Turangan, Nico Sigarlaki hingga Tjok Sinsu.

Melody Makers berdiri di era 1930an, sementara di tahun 1940an Hein Turangan kemudian juga membentuk grup sendiri bernama Jolly Strings di Jakarta. Di era 40an tersebut sudah muncul pula seorang kritikus jazz bernama Harry Liem, yang aktif menulis di Jazz Wereld. Setelah selesainya Perang Dunia kedua, Harry Liem pindah ke Amerika dan tetap meneruskan karir penulisan jazznya di sana.

Catatan sejarah jazz di Indonesia lebih lengkap memang akhirnya lebih dideteksi selepas Indonesia merdeka. Setelah muncul nama-nama seperti Nick Mamahit, Bart Risakotta, Freddy Montong, Didi Pattirane, Said Kelana, Mus Mualim, Bubi Chen, Jopie Chen, Jim Espehana, Jack Lemmers (yang kemudian lebih dikenal sebagai Jack Lesmana) hingga kemudian juga Didi Tjia, Benny Mustapha, Benny Likumahuwa, Maryono, Bill “Amirsyah” Saragih, Lodi Item, Eddy Karamoy sampai Hasbullah, Kiboud Maulana dan Ireng Maulana.

Nick Mamahit di pertengahan 1950an sempat merilis album Sarinande, yang mana Nick pada piano didukung Bart Risakotta (drums) dan Jim Espehana (bass). Album tersebut dianggap sebagai tonggak rekaman musik jazz di tanah air.

Di tahun 1967, Indonesia All Stars sempat muncul mengagetkan di ajang Berlin Jazz Festival. Saat itu grup tersebut, yang konon berlatih susah payah dengan segala bentuk keterbatasan saat itu, terdiri dari Bubi Chen (piano), Jopie Chen (bass), Jack Lesmana (gitar), Benny Mustapha Van Diest (drums) dan Maryono (saxophone). Mereka menyodorkan “jazz Indonesia” seperti komposisi ‘Djanger Bali’ dan ‘Ku Lama Menanti’ (disingkat KLM, menjadi “ucapan penghargaan dan terima kasih” bagi dukungan perusahaan penerbangan Belanda, KLM untuk keberangkatan grup tersebut).

Dalam kesempatan itu, Bubi Chen mendapatkan respon sangat positif dari para penulis jazz internasional. Ia lantas disebut sebagai pianis jazz terbaik di Asia, selain digelari sebagai “Art Tatum of Asia”. Namun penampilan grup Indonesia All Stars juga mendapatkan sambutan sangat hangat dari penonton.

Perlu diketahui Art Tatum bisa disebut salah satu pianis jazz terbesar yang pernah ada. Pianis yang karena gangguan katarak sejak kecil, hingga nyaris buta kedua matanya, tercatat sempat menghasilkan sekitar 13 album solo. Ia dikenal luas lewat trionya bersama Tiny Grimes (guitar) dan Slam Stewart (bass) di tahun 1943. Tatum yang meninggal dunia di tahun 1956, pernah membuat Charlie Parker yang masih remaja mau menjadi tukang cuci piring di clubs dimana Tatum bermain, untuk bisa terus menyaksikan dan mendengar permainan Tatum.

Kemudian di tahun 1970 dalam kesempatan Expo’70 di Jepang, tampil pula kolaborasi pianis Mus Mualim dan violis Idris Sardi. Mereka mencengangkan pula penonton saat itu lewat sodoran konsep “jazz timur”nya pula, antara lain dengan memainkan ‘Es Lilin’.

Di sekitar saat Indonesia All Stars bermain di Berlin, sempat juga diedarkan album Djanger Bali yang dimainkan lewat kolaborasi Indonesia All Stars bersama pemusik jazz Amerika, Tony Scott. Ada beberapa repertoar yang mengandung unsur musik tradisi Nusantara dalam album tersebut, tapi mereka tidak memainkannya dengan menyertakan peralatan musik tradisi. Karena bebunyian musik tradisi diwakili oleh petikan gitar Jack Lesmana atau pola tiupan saxophone Maryono yang mengadaptasi pola glissando musik karawitan sunda.

Masih di seputaran dekade 60-an, jazz Indonesia juga meramaikan tempat-tempat hiburan malam seperti bar atau kafe. Dari lingkungan tersebut ikut muncul multi-instrumentalis, Bill Saragih, yang kemudian melakukan perjalanan ke beberapa negara di Asia hingga Amerika, setelah itu memilih menetap di Australia untuk belasan tahun lamanya. Bill antara lain dikenal lewat kelompok The Jazz Riders. Grup ini pada awalnya dibentuk oleh Didi Pattirane, namun setelah Didi Pattirane pindah ke New York, diteruskan oleh Didi Tjia dan tetap bersama Bill Saragih.

Pada tahun 1976, dalam acara bertajuk Jazz Masa Dulu dan Kini, 30-31 Mei 1976 muncullah musisi belia. Dia bermain piano masih di atas pangkuan Broery Marantika, dengan kaki belum dapat menyentuh pedal. Dialah musikus masa depan, Indra Lesmana. Di waktu itu pula, Jack Lesmana memperkenalkan kakak-beradik yang disebut musisi jazz sangat berbakat yang datang dari Surabaya, Oele dan Perry Pattiselanno.

Pementasan Jazz Masa Lalu dan Kini itu kemudian direkam dan dirilis ke publik. Merupakan rekaman live pertama di tanah air saat itu. Dalam rekaman tersebut, seperti juga dalam pementasannya, tampil para musisi papan atas seperti Bubi Chen, Benny Likumahuwa, Didi Tjia, Benny Mustapha, Abadi Soesman, Margie Segers, Rien Djamain, Broery Marantika. Termasuk pula Indra Lesmana dan kakak-beradik, Oele dan Perry Pattiselanno.

Di akhir 1970-an, tepatnya di 1978, berdirilah kafe yang lantas menjadi salah satu tempat trendy terpenting pergerakan jazz di era 80an, Green Pub, di gedung Djakarta Theatre di pusat kota Jakarta. Waktu itu yang tampil dalam grup yang memakai nama Gold Guys sebagai formasi perdana adalah Armand (kibor), Djoko Waluyo Haryono (gitar), Dicky Prawoto (bass), Karim Suweilleh (drums) dan Embong Rahardjo yang kerap digantikan Maryono (saxophone). Vokalisnya waktu itu adalah Jackie Bahasoean, vokalis jazz yang datang dari Surabaya.

Pada jaman 70-an tersebut, jazz Indonesia juga didukung oleh beberapa penulis yang adalah penggemar jazz setia seperti Soedibyo PR dari Bandung selain Tim Kantoso DM yang keduanya selain menulis juga membawakan acara jazz di radio. Ada pula mantan bassist Jim Espehana, yang lantas menjadi penulis dan kritikus jazz di Bandung,.Selain Indra Malaon SH, yang di tahun 1980an kemudian mendirikan Perhimpunan Jazz Indonesia. Indra Malaon kerap siaran jazz di radio bareng Tim Kantoso.

Di akhir periode 70-an tersebut, juga kian banyak penyanyi-penyanyi yang aktif di lingkungan kafe, menyanyikan lagu-lagu bertema jazz, jazz-pop seperti Hemi Pesolima, Henry Manuputty, Utha Likumahuwa, Ria Likumahuwa, Aska Daulika hingga Vicky Vendi.

Selain Chaseiro yang sejatinya pada rekamannya lebih ke bentuk pop dengan sedikit aroma jazz, muncul pula musisi muda lain Fariz Rustam Munaf. Fariz merilis album yang lumayan tebal unsur jazz rocknya yaitu Sakura di tahun 1978. Fariz adalah wakil figur muda dari lingkungan SMA selain Uce dan Rezky di atas, yang tampil ke permukaan meramaikan pergerakan jazz Indonesia. Walau pada waktu itu, Fariz lebih dipandang sebagai musisi dan penyanyi pop. Fariz disusul kelak oleh Addie MS juga Raidy Noor.

Kelak pada periode berikutnya, di tahun 1980-an, nama-nama seperti Chandra Darusman, Chaseiro, Fariz RM hingga Jopie Item, Ireng Maulana, Utha Likumahuwa dan termasuk Elfa Secioria dan Indra Lesmana menjadi lebih besar dan menjadi motor utama penerus kehidupan jazz di tanah air.


4. Musik Keroncong

Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16,di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa) serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai.Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan.

Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya.Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.

Sejarah Keroncong dapat dibagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu :

a. Keroncong Tempo Dulu (1880-1920)

Berlangsung sejak kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia sekitar tahun 1600-an tetapi baru berkembang sebagai Musik Keroncong pada akhir Abad XIX (ditemukan Ukulele di Hawai pada tahun 1879[1] hingga sekitar setelah Perang Dunia I (sekitar 1920). Pada waktu itu disebut dengan lagu-lagu STAMBOEL: Stamboel I, Stamboel II, dan Stamboel III dengan standar lagu panjang 16 birama. 


b. Keroncong Abadi (1920 – 1959)

Berlangsung sejak setelah Perang Dunia I (1920) hingga setelah Kemerdekaan (1959). Pada waktu hotel-hotel di Indonesia dibangun seperti Hotel Savoy Homan dan Hotel Preanger di Bandung, jaringan Grand Hotel di Cirebon, Yogyakarta, Sala, Madiun, Malang, dsb., di mana pada hotel-hotel tersebut diadakan musik dansa, maka lagu Keroncong mengikuti musik dansa asal Amerika, terutama dengan panjang 32 birama (Chorus: Verse-Verse-Bridge-Verse atau A-A-B-A). Pada masa ini dikenal dengan 3 jenis KERONCONG, yaitu: Langgam Keroncong, Stambul keroncong, dan Keroncong Asli.


c. Keroncong Modern (1959-sekarang)

Pada tahun 1959 Yayasan Tetap Segar Jakarta pimpinan Brijen Sofyar memperkenalkan KERONCONG POP atau KERONCONG BEAT, yaitu sejalan dengan perkembangan musik pop pada waktu itu dengan pengaruh ROCK ‘n ROLL dan BEATLES. Lagu-lagu Indonesia, Daerah maupun Barat diiringi dengan Keroncong Beat. Misalnya NA SO NANG DA HITO (Batak), AYAM DEN LAPEH (Padang), PILEULEUYAN (Sunda), dsb, Pada tahun sekitar 1968 di daerah Gunung Kidul Yogyakarta musisi Manthous memperkenalkan apa yang disebut CAMPURSARI, yaitu keroncong dengan gamelan dan kendang. Selain itu juga dipakai instrumen elektronik seperti bass guitar, electric bass, organ, sampai juga dengan saxophon dan trompet. Musisi yang gencar memainkan Campursari adalah Didi Kempot: Stasiun Balapan, Tanjung Emas, Terminal Tirtonadi, dsb.


C. Sejarah dari setiap genre musik populer di dunia.

Sejarah dari setiap genre musik yang terdapat pada musik populer di dunia dijabarkan sebagai berikut :

1. Musik Pop

Istilah pop pertamakali dicetuskan oleh pengamat senirupa kebangsaan Inggris Lawrence Alloway. Bagi Alloway pop-art pada prinsifnya merupakan suatu istilah baru, suatu kesadaran baru dari sekelompok seniman dan cendikiawan. Perkataan pop berasal dari gerakan seni rupa yang muncul kemudian sekitar tahun 1960-an di Amerika dan Inggris. Dalam gerakan itu pop kira-kira dimaksudkan sebagai resep untuk mengendorkan pandangan-pandangan lama yang dianggap cocok dengan perkembangan zaman. Tokoh-tokoh pelukis yang mempelopori gerakan pop itu antara lain Tom Wesselmann dan Roy Lichtenstein di Amerika, dan R.B. Kitaj di Inggris.

Pop dan populer tidak sepenuhnya sama, gerakan yang berasal dari seni rupa itu lambat laun dihubungkan dengan perkataan populer yang sudah lama dipakai dalam mengartikan lagu-lagu hiburan. Akhirnya orang mulai mengartikan sama antara pop dengan populer, memberi indikasi ringan, yang dianggap kurang serius, oleh sebab itu kebudayaan populer senantiasa merujuk kepada hasil dari tingkah laku budaya yang dianggap tidak termasuk kebudayaan yang mapan dan bersifat sementara.

Dalam musik perkataan populer ini sudah lama ada, dan perkataan ini sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan pop. Pengertian populer sebagai lagu hiburan berasal dari bahasa Eropa yang dimaksudkan sebagai nyanyian yang mudah hidup dan dihafal oleh masyarakat. Dapat cepatnya lagu jenis ini memasuki kehidupan masyarakat, pada abad 20 sangat bergantung pada kemajuan ilmu pengetahuan yang menyebabkan kita mengenal radio, televisi serta industri rekaman. Dengan penemuan-penemuan itu maka, musik menjadi barang industri, barang perniagaan dan masyarakat dapat membeli serta menikmatinya dimana saja dikehendaki saat bekerja atau saat rileks.

Pesatnya penjualan musik populer berlangsung setelah musik jenis ini dipertunjukan oleh film-film produksi Amerika. Melalui film dapat disaksikan pertunjukan musik. Di Amerika puncak tertinggi penjualan musik populer berlangsung pada tahun 1955 ketika pemusik Bill Haley memperkenalkan Rock ‘n Roll dalam film ‘Around the Clock’. Film ini dilarang di Indonesia karena dianggap meracuni kaum muda, dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. 

Setelah itu berulangkali muncul pemusik Rock menguasai pasaran musik dunia, baik melalui piringan hitam maupun lewat film. Mula-mula tampil nama Elvis Presley pencipta musik dan penyanyi karyanyapun sempat dilarang di Indonesia karena dianggap gila-gilaan. Terakhir tampil The Beatles dari Inggris terdiri dari empat orang pemusik, pencipta musiknya adalah John Lennon dan Paul mcCartney. Pada mulanya musik merekapun dilarang di Indonesia karena alasan yang sama. Kini musik The Beatles telah dipelajari dalam perguruan tinggi dan musiknya dianggap sebagai tiang kebudayaan abad 20.

Penampilan Beatles memang kotroversial, yaitu pada tahun 1966 Lennon mengatakan secara resmi, ia lebih populer dari pada Jesus Kristus. Empat tahun kemudian, melalui ciptaannya ia menganjurkan supaya orang jangan percaya kepada Jesus Kristus. Ia menjadi seorang yang tak percaya kepada Tuhan, hari kiamat, surga dan neraka dan Ia mati ditembak oleh seorang penggemarnya.

Pengaruh Beatles sangat besar sekali, semua musik kaum muda yang ada menjelang tahun 2000 langsung atau tidak dipengaruhi Beatles, mutu musiknya telah mencapai klasik. Setelah namanya berakhir muncul musik-musik corak Rock yang pelik, antara lain melalui kelompok Queen, Emerson Lake Palmer, Rick Wakemen dan banyak lagi. Di Indonesia, jenis musik populer yang dianggap baik diciptakan oleh antara lain, Aloysius Riyanto dan Tarida Hutauruk.

Disisi lain pengertian kata populer dalam musik juga berasal dari abad ke-17 dicetuskan seorang pastor kebangsaan Perancis di Santo Domigo yang mengadakan penelitian khusus terhadap musik Negro-Amerika, dan menemukan irama Celenda sebagai titik awal pop saat ini. Irama celenda yang sederhana tersebut menjadi genre untuk membedakan antara musik rock, jazz dan pop yang sangat majemuk.

Istilah musik populer sebenarnya diartikan untuk segala jenis musik yang sedang berkembang sejajar dengan kemajuan media audio visual seperti musik entertaiment di Amerika saat ini. Kemudian pop bisa diartikan dengan musik populer di Amerika dan Inggris pada tahun 1960-an yang selanjutnya menjadi proses sumber penyebarannya keseluruh dunia. Kesimpulannya gaya musik pop menjadi lebih ringan, melodis sederhana, mudah dicerna yang akhirnya menjadi merk komersial dipasaran dengan memuaskan kalayak ramai yang bersifat sementara.


2. Musik rock

Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.

Musik Rock adalah salah satu genre dalam khasanah musik populer dunia yang biasanya didominasi oleh vokal, gitar, drum, dan bas. banyak juga dengan penambahan instrumen seperti keyboad, piano maupun synthesizer. Musik rock biasanya mempunyai beat yang kuat dan didominasi oleh gitar, baik elektrik maupun akustik.

Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan kibor seperti organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau kibor, saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik rock “mempunyai tiga chords, bakcbeat yang konsisten dan mencolok dan melody yang menarik”.

Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musik rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80an termasuk New Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat grunge, Britpop, indie rock dan nu metal.

Sebuah kelompuk pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band atau rock group (grup musik rock). Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet. Beberapa group menanggalkan satu atau dua posisi diatas dan/atau menggunakan pennyanyi utama sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, membentuk duo atau trio. Group lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau seorang keyboardist (pemain kibor). Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar seperti biola, cello atau alat tiup seperti saksofon, terompet atau trombon.

Pondasi dari musik rock adalah rock and roll dan rockabilly di era 50an. pada akhir 60an banyak terjadi percampuran genre musik lain dengan musik rock. Musik folk bercampur menjadi Folk Rock, Musik blues bercampur menjadi Blues Rock dan musik jazz menjadi Jazz-Fussion Rock. Dan pada tahun 70an rock berkembang menjadi beberapa subgenre seperti soft rock, hard rock, heavy metal dan punk. Di era 80an berkembang lagi beberapa subgenre seperti glam metal, synth rock, trash metal, hardcore punk, alternative rock. Di era 90an subgenre baru yaitu grunge style rock, britpop, indie rock, piano rock dan nu metal.


3. Musik Jazz

Musik jazz lahir di Amerika Serikat tahun 1986. Hal itu adalah yang diulis oleh para peneliti sejarah jazz dan yang telah disepakati oleh berbagai pihak. Walaupun musik jazz lahir di Amerika Serikat, namun kini jazz bukan hanya milik bangsa Amerika, melainkan sudah menjadi sebuah warna musik yang dimiliki oleh seluruh masyarakat dunia.

Awalnya, musik jazz lahir dengan dasar Blues, kemudian pada sekitar tahun 1887 mulai dikenal bentuk Reg Time, yang pada waktu itu berupa permainan piano di bar-bar. Blues dan Reg Time berkembang menjadi boogie-wooogie. Bentuk-bentuk tersebut selain merambah pada jalurnya sendiri, juga berkembang menelusuri perjalanan musik jazz. Para peneliti musik mengemukakan, bahwa bentuk musik jazz yang dapat dianggap sebagai bentuk awal yang berkembang dari zaman ke zaman sampai bentuk jazz yang ada saat ini, adalah bentuk musik jazz yang terdapat sekitar tahun1915-1957. 

Pada masa itu, para negro di kota New Orleans, AS, memainkan musik jazz yang memiliki corak yang khas, sehingga dikenal sebagai jazz New Orleans. Para musisi Jazz New Orleans, menyajikan penampilan mereka di Bar, Rumah Judi, bahkan tempat-tempat pelacuran yang di masa itu sangat tumbuh subur di New Orleans. Karena dianggap mengurangi perhatian masyarakat terhadap pemerintahan dan banyak terjadinya tindak kriminal, maka pada tahun 1917 tempat hiburan hampir di seluruh New Orleans ditutup. Musik jazz kemudian berkembang keluar dari kota New Orleans. Para musisi jazz yang berasal dari New Orleans mulai membawa musik jazz menelusuri sungai missisipi, terus ke arah utara hingga sampai di Detroit. Di tahun 1920an musik jazz telah berkembang di New York, Chicago, Memphis dan kota-kota besar di Amerika Serikat hingga akhirnya meluas ke seluruh dunia seperti saat ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tentang dzia untaian cinta