"WELCOME TO MY BLOG * DZIA UNTAIAN CINTA *"

Kamis, 17 Maret 2016

MAKALAH DAMPAK LIMBAH UNTUK LINGKUNGAN



KATA PENGANTAR




        Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Berikut ini, penulis persembahkan sebuah makalah yang berjudul “Teknologi Tepat Guna”. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.

        Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karna penulis sendiri dalam tahap belajar. Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para pembaca.
Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bermanfaat.




BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

        Dimulai dengan makin maraknya industri besar yang berdiri serta kehidupan masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mulailah muncul tumpukan limbah atau pun sampah yang tidak di buang tidak sebagaimana mestinya. Hal ini berakibat pada kehidupan manusia di bumi yang menjadi tidak sehat sehingga menurunkan kualitas kehidupan terutama pada lingkungan sekitar.
Maka dari itu karya tulis ini akan dilengkapi dengan beberapa faktor yang timbul dan upaya yang dapat dilakukan mengenai masalah limbah. Oleh karena itu, penulis telah susun karya tulis ini dengan rinci. Dengan maksud supaya makalah tentang Dampak Limbah serta Penanggulangannya ini dapat dijadikan masukan untuk membenahi kualitas kehidupan karena adanya limbah ataupun sampah yang tidak di buang sebagaimana mestinya.

        Pada makalah ini terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh guna meminimalisir dampak dari limbah ataupun sampah dan akhirnya kita dapat bersama mengurangi dampak dari adanya limbah ataupun sampah. Karena sampah sebenarnya ada juga yang masih dapat dimanfaatkan terutama limbah hewan yang dapat dijadikan pupuk atau limbah plastik dengan cara mendaur ulang serta limbah lain yang bisa dimanfaatkan.






BAB II

PEMBAHASAN


A. Pengertian Limbah

        Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan, karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik, dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu.

        Sudah kita ketahui, bahwa didunia ini limbah melimpah khususnya di Indonesia, beberapa limbah yang tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah rumah tangga (pemukiman). Limbah pemukiman dapat terjadi karena adanya pembuanga sisa-sisa. Limbah industri, dari produksi oleh para pemukiman (penduduk atau rumah tangga). Limbah pemukiman juga dapat disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan dan hewan yang membuang kotoran sembarangan tempat, seperti : di jalan, di kaki lima, dan dimana saja semaunya. Limbah juga banyak diprediksi oleh para ahli limbah yang banyak membuktikan bahwa pencemaran air bersih ialah limbah pemukiman masayarakat, seperti bungkus-bungkus makanan, bungkus deterjen dan sebagianya.

        Limbah pemukiman masayarakat sangat banyak dampaknya bagi pertumbuhan makhluk hidup terutama bagi manusia, seperti penyakit diare, tifus bahkan ada juga yang demam, batuk berdarah karena virus yang berasal dari sampah yang tidak diolah dengan baik.

        Limbah pemukiman masyarakat sudah merupakan salah satu hal yang harus ditangani dengan baik dan benar. Karena sudah diprediksimenjasi sumber dari segala masalah yang ada di lingkungan masyarakat sekitar. Dengan ini pemerintah sudah menerapkan salah satu hal untuk mencegah hal tesebut yaitu dengan membuat peraturan di sekitar lingkungan masyarakat. Kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Pencemaran limbah juga didukung oleh adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran limbah terhadap lingkungan diantaranya :

a. Volume Limbah
        Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang akan ditimbulkan semakin besar pula terasa.
b. Kandungan Bahan Pencemar
Kandunngan yang terdapat di limbah ini mengakibatkan pencemaran lingkungan apabila kandunganya berbahaya dapat mengakibatkan pencemaran yang fatal bahkan dapat membunuh manusia serta mahluk hidup sekitar.

c. Frekuensi Pembuangan Limbah
        Pada saat sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya dikarenakan banyaknya industri yang berdiri. Dengan semakin banyak frekuensi limbah tentunya pembuangan limbah menjadi tidak terkandali dan usaha untuk mengolahnya tidak dapat maksimal dikarenakan pengolahan limbah yang masih jauh dari harapan.



B. Sumber dan Jenis Limbah

1. Sumber Limbah

        Dalam berbagai penelitian telah di simpulkan bahwasanya ada beberapa sumber limbah dominan yang selama ini di ketahui...inilah 8 sumber limbah dominan yang telah di simpulkan :

a. Industri Tekstil dan industri kulit Sumber utama limbah B3 pada industri tekstil adalah penggunaan zat warna. Beberapa zat warna dikenal mengandung Cr, seperti senyawa Na2Cr2O7 atau senyawa Na2Cr3o7. Industri batik menggunakan senyawa Naftol yang sangat berbahaya. Senyawa lain dalam kategori B3 adalah H2O2 yang sangat reaktif
dan HClO yang bersifat toksik. Beberapa tahap proses pada indusrti kulit yang mneghasilkan limbah B3 antara lain washing, soaking, dehairing, lisneasplatting, bathing, pickling, dan degreasing. Tahap selanjutnya meliputi tanning, shaving, dan polishing. Proses tersebut menggunakan pewarna yang mengandung Cr dan H2SO4. Hal inilah yang menjadi pertimbangan untuk memasukkan industrikulit dalam kategori penghasil limbah B3.

b. Pabrik kertas dan percetakan Sumber limbah padat berbahaya di pabrik kertas berasal dari proses pengambilan kmebali (recovery) bahan kimia yang memerlukan stabilisasi sebelum ditimbun. Sumber limbah lainnya ada pada permesinan kertas, pada pembuangan (blow down) boiler dan proses pematangan kertas yang menghasilkan residu beracun. Setelah residu tersebut diolah, dihasilkan konsentrat lumpur beracun. Produk samping proses percetakan yang dianggap berbahaya dan beracun adalah dari limbah cair pencucian rol film, pembersihan mesin, dan pemrosesan film. Proses ini menghasilkan konsentrat lumpur sebesar 1-4 persen dari volume limbah cair yang diolah. Industri persuratkabaran yang memiliki tiras jutaan eksemplar ternyata memiliki potensi sebagai penghasil limbah B3.

c. Industri kimia besar Kelompok industri ini masuk dalam kategori penghasil limbah B3, yang antara lain meliputi pabrik pembuatan resin, pabrik pembuat bahan pengawet kayu, pabrik cat, pabrik tinta, industri gas, pupuk, pestisida, pigmen, dan sabun. Limbah cair pabrik resin yang sudah diolah menghasilkan lumpur beracun sebesar 3-5 persen dari volume limbah cair yang diolah. Pembuatan cat menghasilkan beberapa lumpur cat beracun, baik air baku (water-base) maupun zat pelarut (solvent-base). Sedangkan industri tinta menghasilkan limbah terbesar dari dari pembersihan bejana-bejana produksi, baik cairan maupun lumpur pekat. Sementara, timbulnya limbah beracun dari industri pestisida bergantung pada jenis proses pada pabrik tersebut, yaitu apakah ia benar-benar membuat bahan atau hanya memformulasikan saja.

d. Industri farmasi Kelompok indusrti farmasi terbagi dalam dua sub-kelompok, yaitu sub-kelompok pembuat bahan dasar obat dan sub-kelompok formulasi dan
pengepakan obat. Umumnya di Indonesia adalah sub-kelompok kedua yang tidak begitu membahayakan. Tapi, limbah industri farmasi yang memproduksi atibiotik memiliki tingkat bahaya cukup tinggi. Limbah industri farmasi umumnya berasal dari proses pencucian peralatan dan produk yang tidak terjual dan kadaluarsa.

e. Industri logam dasar Industri logam dasar nonbesi menghasilkan limbah padat dari pengecoran, percetakan, dan pelapisan, yang mengahasilkan limbah cair pekat beracun sebesar 3 persen dari volume limbah cair yang diolah. Industri logam untuk keperluan rumah tangga menghasilkan sedikit cairan pickling yang tidak dapat diolah di lokasi pabrik dan memerlukan pengolahan khusus. Selain itu juga terdapat cairan pembersih bahan dan peralatan, yang konsentratnya masuk kategori limbah B3.

f. Industri perakitan kendaraan bermotor. Kelompok ini meliputi perakitan kendaraan bermotor seperti mesin, disel, dan pembuatan badan kendaraan (karoseri). Limbahnya lebih banyak bersifat padatan, tetapi dikategorikan sebagai non B3. Yang termasuk B3 berasal dari proses penyiapan logam (bondering) dan pengecatan yang mengandung logam berat seperti Zn dan Cr.

g. Industri baterai kering dan aki Limbah padat baterai kering yang dianggap bahaya berasal dari proses filtrasi. Sedangkan limbah cairnya berasal dari proses penyegelan. Industri aki menghasilkan limbah cair yang beracun, karena menggunakan H2SO4 sebagai
cairan elektrolit.

h. Rumah sakit Rumah sakit menghasilkan dua jenis limbah padat maupun cair, bahkan juga limbah gas, bakteri, maupun virus. Limbah padatnya berupa sisa obat-obatan, bekas pembalut, bungkus obat, serta bungkus zat kimia. Sedangkan limbah cairnya berasal dari hasil cucian, sisa-sisa obat atau bahan kimia laboratorium dan lain-lain. Limbah padat atau cair rumah sakit mempunyai karateristik bisa mengakibatkan infeksi atau penularan penyakit. Sebagian juga beracun dan bersifat radioaktif. Selama ini sangat sulit mengetahui secara persis, berapa jumlah limbah B3 yang dihasilkan suatu industri, karena pihak industri enggan melaporkan jumlah dan akrakter limbah yang sebenarnya. Padahal, kejujuran pihak industri untuk melaporkan secara rutin jumlah dan karakter limbahnya merupakan informasi berharga untuk menjaga keselamatan lingkungan bersama. Keengganan mereka berawal dari biaya pengolahan limbah yang terlampau mahal, sehingga yang terjadi adalah “kucing-kucingan” guna menghindari keharusan melakukan pengolahan. Untuk itu diperlukan kebijaksanaan yang tidak terlampau menekan industri, agar industri terangsang untuk mengolah limbahnya sendiri.


2. Jenis Limbah
        Bermacam-macam limbah mungkin akan kita temui di sekitar kita. sampah plastik, kaleng,pecahan kaca, kotoran hewan dan lain sebagainya. Dari sekian banyaknya limbah ini dapat dikelompokan berdasar sumber dari limbah ini berasal seperti penjelasan di bawah ini :
• Garbage yaitu sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk. Misal limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga, restoran dan hotel.
• Rubbish yaitu bahan atau limbah yang tidak mudah membusuk yang terdiri dari
- bahan yang mudah terbakar seperti kayu dan kertas
- bahan yang tidak mudah terbakar seperti kaleng dan kaca
• Ashes yaitu sejenis abu hasil dari proses pembakaran seperti pembakaran kayu, batubara maupun abu dari hasil industry.
• Dead animal yaitu segala jenis bangkai yang membusuk seperti bangkai kuda, sapi, kucing tikus dan lain-lain.
• Street sweeping yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan karena perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab.
• Industrial waste yaitu benda-benda padat sisa dari industry yang tidak tepakai atau dibuang. Missal industry kaleng dengan potongan kaleng-kaleng yang tidak terolah.


C. Contoh Dari Pencemaran Limbah dan Upaya Pengolahannya.

a. Komposisi Sampah

        Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos,

2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton,

        Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik, sebesar 60% – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:

a. Gangguan Kesehatan:
- Timbunan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi;
- Timbunan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus;
b. Menurunnya kualitas lingkungan
c. Menurunnya estetika lingkungan
Timbunan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata;

b. Pengelolaan Sampah
        Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah adalah bahwa semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin sedikit.

Tahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan di kawasan wisata alam:

a. Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya
        Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik disetiap kawasan yang sering dikunjungi wisatawan.

b. Pemanfaatan Kembali
        Kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas:

1) Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk melestarikan fungsi kawasan wisata.
Berdasarkan hasil, penelitian diketahui bahwa dengan melakukan kegiatan composting sampah organik yang komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi hingga mencapai 25%.

2). Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.

c. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan composting maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai ± 10%, harus dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Di Indonesia, pengelolaan TPA menjadi tanggung jawab masing-masing Pemda.

        Dengan pengelolaan sampah yang baik, sisa sampah akhir yang benar-benar tidak dapat dimanfaatkan lagi hanya sebesar ± 10%. Kegiatan ini tentu saja akan menurunkan biaya pengangkutan sampah bagi pengelola kawasan wisata alam, mengurangi luasan kebutuhan tempat untuk lokasi TPS, serta memperkecil permasalahan sampah yang saat ini dihadapi oleh banyak pemerintah daerah.
        Pengelolaan sampah yang dilakukan di kawasan wisata alam, akan memberikan banyak manfaat, diantaranya adalah:

a. Menjaga keindahan, kebersihan dan estetika lingkungan kawasan sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung.

b. Tidak memerlukan TPS yang luas, sehingga pengelola wisata dapat mengoptimalkan penggunaan pemanfaatan kawasan.

c. Mengurangi biaya angkut sampah ke TPS.

d. Mengurangi beban Pemda dalam mengelola sampah.




D. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

        Definisi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menurut PP RI No. 18/1999 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan, maupun manusia Yang termasuk limbahB3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yangtidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, danoli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.Bahan-bahan ini termasuk limbah B3.

        Limbah B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat atau bahan yang mengandung satu atau lebih senyawa :


o Mudah meledak (explosive) ;

o Pengoksidasi (oxidizing);

o Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable);

o Sangat mudahh terbakar ( highly flammable);

o Mudah terbakar; (flammable)

o Amat sangat beracun (extremely toxic);

o Sangat beracun (highly toxic);

o Beracun (moderately toxic);

o Berbahaya (harmful);

o Korosif (corrosive);

o Bersifat mengiritasi (irritant);

o Berbahaya bagi lingkungan ( dangerous to the environment)

o Karsinogenik/dapat menyebankan kanker (carcinogenic);

o Teratogenik/ dapat menyebabkan kecacatan janin (teratogenic)

o Mutagenik/ dapat menyebabkan mutasi (mutagenic).



Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Primary sludge yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi padapemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organikyang stabil dan mudah menguap

2. Chemical sludgeyaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi danflokulasi

3. Excess activated sludge yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahandengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut

4. Digested sludge yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologidengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpuryang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatanorganik.



        Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengansuhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.

        Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan denganapi, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudahmenyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakarhebat dalam waktu lama.

        Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karenamelepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.

        Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yangberbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melaluipernapasan, kulit atau mulut.

        Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit,seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuhmanusia yang terkena infeksi.

        Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasipada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama ataukurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari12,5 untuk yang bersifat basa.





BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

        Dari pembahasan pada halaman sebelumnya bahwa kebanyakan limbah paling banyak ditimbulkan oleh kegiatan manusia yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jika tidak dikelola dengan baik, maka akan berdampak negatif terhadap masyarakat. Dan untuk cara menangani dampak limbah yang semakin besar tersebut yaitu dengan mendaur ulang limbah yang untuk mengurangi pencemaran yang diakibatkan dari hasil aktivitas manusia dan aktivitas alam.

B. Saran
        Penulis menyarankan kepada seluruh masyarakat perlu perhatian khusus mengingat semakin banyaknya volume limbah di lingkungan sekitar, yang telah mencemari lingkungan sekitar untuk dapat mengurangi limbah yang telah diciptakannya, semua tergantung dari kesadaran diri masing-masing. Dengan pengolahan limbah diharapkan lingkungan sekitar bisa tetap alami tidak tercemar oleh limbah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tentang dzia untaian cinta